(wartaislam.com) Israel menyatakan minta maaf kepada Amerika Serikat (AS) karena dengan lancang mengumumkan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina di Tepi Barat. Pengumuman itu dilontarkan pemerintah Israel di tengah kunjungan Wakil Presiden AS, Joe Biden, yang sebelumnya meminta negara Zionis itu menahan diri untuk tidak melakukan tindakan apapun di wilayah yang sedang dipertikaikan dengan Palestina.
Dalam rapat Kabinet Israel, Minggu 14 Maret 2010, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan penyesalan atas kekacauan diplomatik dengan AS terkait dengan masalah itu. Dia mengaku tidak tahu menahu atas pengumuman Israel di tengah kunjungan Biden.
"Ada suatu insiden yang patung disayangkan telah terjadi dan seharusnya tidak boleh terjadi," kata Netanyahu. Dia merujuk kepada langkah Israel pekan lalu saat mengumumkan rencana pembangunan 1.600 rumah untuk pemukim Yahudi di Yerusalem bagian timur. Padahal, Palestina telah menyatakan wilayah itu sebagai ibukota mereka dan bagian dari kota itu termasuk bagian dari wilayah Palestina di Tepi Barat.
Pengumuman itu telah membuat malu Biden, yang saat itu berkunjung ke Israel. Biden pun langsung mengecam rencana itu karena tidak sesuai dengan rencana perdamaian yang disusun AS, salah satunya meminta Israel tidak melakukan langkah apapun di wilayah yang menjadi ajang konflik dengan Palestina.
Netanyahu lantas meminta Kabinetnya untuk "tidak melanjutkan rencana itu dan menahan diri." Namun, dia tidak menunjukkan tanda-tanda apakah akan mencabut rencana itu.
AS pun terlanjur tersinggung atas pengumuman Israel itu. Penasihat politik Presiden Barack Obama, David Axelrod, menganggap langkah Israel itu merupakan suatu penghinaan.
Nasib Yerusalem bagian timur merupakan isu yang paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina. Israel menduduki wilayah itu sejak Perang Arab 1967 dan mengklaim seluruh Yerusalem adalah ibukotanya. Netanyahu pun menyatakan tidak akan pernah setuju untuk menyerahkan Yerusalem di bawah kendali bersama dengan Palestina.
Namun, Palestina sudah menegaskan bahwa sektor bagian Timur Yerusalem - yang menjadi lokasi tempat-tempat suci bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi - merupakan ibukota mereka. Palestina juga mencakup kawasan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Penguasaan Yerusalem bagian timur hingga kini belum mendapat pengakuan internasional. Selain itu, masyarakat internasional termasuk AS menilai bahwa kawasan pemukiman Yahudi yang dibangun Israel di wilayah itu merupakan tempat yang ilegal.
Bagi Biden, pengumuman lancang dari Israel itu bisa mengganggu upaya perdamaian yang digalang AS, salah satunya dengan menggelar pertemuan perdamaian yang melibatkan pihak-pihak bertikai dalam beberapa pekan mendatang.
Sehari setelah Biden meninggalkan Israel, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pun menelpon Netanyahu. Selama 43 menit, Clinton mengutarakan kekesalan AS atas pengumuman Israel itu.
sumber : viva
foto : AP Photo
0 komentar:
Posting Komentar