
Dalam kesehariannya, Kiai Munib lebih banyak mengurung diri di dalam sebuah kamar khusus, dan melakukan puasa. Dia berbuka dan sahur hanya dengan secangkir kopi dan menghabiskan 3 bungkus rokok habis dalam semalam.
Kebiasaan aneh dengan mengurung diri ini mulai dilakukan Kiai Munib setelah menggelar ritual. Usai menggelar ritual tersebut terlihat ada keanehan dalam sikapnya. Dia mengaku takut pada orang. Sehingga, setiap orang dilarang masuk pada areal rumahnya termasuk anak dan cucunya.
"Tak satu pun orang yang boleh masuk ke areal rumah kecuali saya," kata Ny Farhah
Farhah (60), istri KH Achmad Munib, saat berbincang-bincang detiksurabaya.com di sebuah langgar dekat rumahnya, Desa Beluk Kenek, Kecamatan Ambunten, Sumenep, Rabu (6/1/2010).
Sementara itu, untuk mempertahankan keyakinannya menolak Pancasila, KH Achmad Munib sering berkonsultasi mapun berdebat dengan beberapa kiai diantaranya, Abu Bakar Baasyir, Habib Rizik, dan KH Hasyim Muzadi.
Dalam perbincangannya dengan sejumlah kiai tersebut tambah Ny Farhah, suaminya membicarakan tentang Pancasila yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dia juga menyampaikan keinginannya mendirikan agama Islam.
"Kalau nelpon kadang tersenyum, kadang ya marah-marah. Mungkin ada Kiai yang menentang dengan konsep yang disampaikan," ujar Ny Farhah.
Meski dalam keseharianya lebih banyak mengurung diri, namun menurut beberapa sumber yang dihimpun detiksurabaya.com, KH Achmad Munib sempat keluar rumah pada, Senin (21/12/2009) lalu.
KH Achmad Munib keluar rumah karena menghadiri pengajian umum yang dihadiri KH Abu Bakar Baasyir, di masjid miliknya yang terdapat tulisan "Anti Pancasila Kewajiban Kita Umat Islam".
Reaksi Polisi
Aparat kepolisian bukan tidak tahu keberadaan KH Achmad Munib, yang menyatakan anti Pancasila. Namun karena ajaran itu tidak berdampak pada lingkungan sekitar, maka polisi belum perlu mengamankan yang bersangkutan.
Waka Polres Sumenep, Kompol Achmad Husin, menjelaskan, setiap warga negara harus punya ediologi sesuai dengan yang berlaku di negara Indonesia. Jika ada yang tidak mengakui perlu dipertanyakan.
Akan tetapi, keinginan untuk mendirikan negara Islam dan menyatakan anti Pancasila merupakan hak individu. "Selama keinginan itu tidak berdampak pada warga dan tidak ada pengikutnya, biarkan saja," kata Kompol Achmad Husin, pada detiksurabaya.com di ruang kerjanya, Jalan Urip Sumoharjo, Rabu (6/1/2010).
Menurut dia, bila yang bersangkutan berdakwah dan merekrut orang lain, maka yang bersangkutan tetap salah dan perlu penyelidikan. "Sampai saat ini Sumenep aman-aman saja," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, KH Achmad Munib yang tinggal di Desa Beluk Kenek, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Madura mempunyai ajaran yang sedikit nyleneh. Dia selalu berdakwa anti Pancasila, karena berniat mendirikan negara Islam./detik
1 komentar:
makasi, artikelnya,...
Posting Komentar