Diskusi Online Perancis Berubah Jadi Ajang Caci Maki Muslim

PARIS– Pemerintah Perancis mengklaim bahwa usahanya untuk mendefinisikan “identitas nasional” mendapat banyak dukungan dari masyarakat, terlepas dari tuduhan bahwa debat online itu mengeksplotasi xenophobia.
Presiden Nicholas Sarkozy mengumumkan sebuah “perdebatan besar” di bulan November 2009 silam, menyebutnya sebuah meditasi mulia tentang apa artinya menjadi orang Perancis. Kini ia menerima seruan yang semakin meningkat, termasuk dari dalam pemerintahannya sendiri, untuk meninggalkan apa yang oleh para kritikus anggap telah menjadi sebuah pertarungan tentang imigrasi.

Pada hari Senin, pria yang meminta untuk memimpin perdebatan, Eric Besson, menteri imigrasi dan identitas nasional, menyebutnya sebuah kepopuleran besar.
Besson mengumumkan hasil jajak pendapat yang menunjukkan bahwa 80% warga perancis merasa bahwa identitas nasional mereka melemah.

Menanggapi klaim bahwa sebuah situs yang didirikan untuk mendorong diskusi telah berubah menjadi sebuah forum yang mencaci-maki para Muslim pendatang, ujarnya, “Mayoritas kontribusi dalam situs itu penuh rasa hormat dan terhadap nilai-nilai Republik kita.”

Sekitar 50.000 entri harus dihapus. “Entri-entri itu tidak dapat dipublikasikan,” ujar Sarkozy.
Kekhawatiran mulai tumbuh terhadap apa yang dilihat oleh banyak pihak sebagai kehadiran Islam yang mengancam di Perancis, rumah bagi enam juta Muslim. Anggota-anggota parlemen sayap kanan menginginkan larangan terhadap burka dan bendera asing dalam acara-acara pernikahan di balai kota.
Dalam sebuah perdebatan identitas nasional di Nanterre, suburban barat Paris, Mohamed EL Madani, seorang Muslim Perancis, berkata, “Saya besar di Auvergne (Perancis Tengah). Di luar negeri, orang-orang melihat saya sebagai orang Paris. Di sini saya dianggap sebagai orang Afrika Utara, seorang pria aneh yang berjenggot.

Besson akan memberikan sintesa perdebatan kepada Presiden bulan ini, yang akan memutuskan apakah legislasi ini dibutuhkan untuk melindungi identitas Perancis.
Nicolas Sarkozy memancing perdebatan mengenai para pendatang dengan sebuah peringatan terhadap kaum Muslim untuk mempraktikkan agamanya secara hati-hati atau mereka akan menghadapi penolakan oleh Islam moderat di Perancis.

Presiden juga menyuarakan simpati bagi para pemilik hak pilih Swiss yang memilih untuk melarang menara Masjid bulan lalu saat ia berusaha menerangkan kembali yang ia maksud dalam sebuah perdebatan mengenai identitas nasional yang ia luncurkan.

Sarkozy menyerukan toleransi dan menggarisbawahi penghormatan Perancis terhadap semua agama, namun pesannya ditujukan terutama untuk meyakinkan mereka yang tidak senang dengan apa yang mereka lihat sebagai kehadiran Muslim yang mengancam di negara tersebut.

“Kristen, Yahudi, Muslim, semua penganut agama, harus menahan diri dari kemegahan dan provokasi dan mempraktikkan ajaran agama dengan sederhana dan berhati-hati,” ujar Sarkozy.
Sarkozy juga mengatakan bahwa apa pun yang muncul sebagai sebuah tantangan terhadap warisan Kristen Perancis dan nilai-nilai republikan akan menggagalkan Islam moderat di Perancis.

Dominique de Villepin, salah satu dari tiga mantan perdana menteri Gaullist tidak setuju, mengatakan bahwa perdebatan Sarkozy terkesan terburu-buru dan brutal. Jean-Pierre Raffarin, mantan perdana menteri lainnya, mengatakan bahwa Sarkozy telah meluncurkan perdebatan bergaya pub.

Kampanye Sarkozy juga menimbulkan kegelisahan di antara beberapa anggota parlemen di partainya, UMP (Union for a Populer Movement). Bulan lalu, tersebar ketidaksetujuan ketika seorang pejabat UMP, Andre Valentin, walikota di sebuah desa di utara memberikan dukungan yang bersifat menyinggung terhadap perdebatan itu. “Ini saatnya kita bereaksi karena kita akan dimakan hidup-hidup,” ujarnya melalui pesawat televisi. “Jumlah mereka kini 10 juta, 10 juta orang dibayar tanpa melakukan apa-apa.”

Kontributor anti-imigran telah menuliskan komentar-komentar rasis di sebuah situs internet yang dibuka untuk perdebatan oleh Eric Besson, Menteri Imigrasi dan Identitas Nasional. Komentar-komentar itu meliputi: “Menjadi orang Perancis berarti menjadi orang kulit putih, hanya itu” dan “Menjadi orang Perancis berarti parkir mobilmu di dalam garasi untuk menghindari pembakaran terhadapnya.”/suaramedia.

0 komentar:

Posting Komentar