Jumatan di Capitol Hill Difitnah


WASHINGTON--Meski memberi angin segar untuk publik Amerika Serikat (AS), rencana shalat Jumat di Capitol Hill tetap dicurigai. Kelompok Kristen konservatif setempat pun menebar fitnah. Kalangan ini menganggap bahwa Jumatan di halaman gedung tersebut akan mengancam nilai-nilai Kristen.

Seperti dilansir situs Washington Post, pemimpin Anglican di perkumpulan gereja Amerika Utara, Canon Julian Dobbs menilai bahwa shalat Jumat tersebut merupakan bagian dari upaya yang disebutnya sebagai 'Islamisasi' di Amerika. "Ini merupakan bagian dari upaya untuk mengganti Injil dengan Alquran, juga mengganti bel gereja dengan adzan," ujar dia.

Hal senada juga dikemukakan seorang aktivis Kristen Evangelis, Lou Engle. Menurut dia, acara tersebut bukanlah sekadar pertemuan 'manis' umat Islam di AS. Engle menganggap bahwa Jumatan itu merupakan pengerahan kekuatan spiritual dari ideologi yang berbeda dengan ideologi bangsa AS secara keseluruhan.

Tidak hanya lewat komentar lisan, fitnah juga menima ketua panitia acara bertajuk 'Islam di Capitol Hill' itu, Hassen Abdellah. Lewat blog dan email di internet, Hassen juga difitnah sebagai bagian dari jaringan Mahmud Abouhalima, tersangka pelaku pengeboman WTC tahun 1993. Dia juga dianggap sebagai sosok yang ikut membantu aktivitas terorisme.

Tuduhan ini pun mendapat jawaban dari Hassen. Menurut dia, Jumatan tersebut adalah acara yang sangat biasa. "Kami hanya ingin memanjatkan doa," tutur dia. Hassen menambahkan bahwa di AS, umat Kristen juga punya hari khusus untuk berdoa. Karena itu dia juga meminta umat Kristen untuk menghormati hari istimewa bagi umat Islam untuk beribadah.

Dia pun mengungkapkan bahwa fitnah tersebut cukup menganggu rencana pelaksanaan shalat Jumat di Capitol Hill. Menurut dia, sejak fitnah menyebar, pihaknya menjadi terkendala dalam mendapatkan sokongan dana. Karena itu, dia menyatakan bahwa angka kehadiran hingga 50 ribu jamaah menjadi lebih sulit untuk dicapai. washington post/irf

republika

0 komentar:

Posting Komentar