Penghinaan Jazuli: "Kalau Allah Ada, Saya Colok Matanya !!"


Dianggap telah menodai agama, Jazuli yang merupakan warga Probolinggo diamankan polisi. Dia dilaporkan masyarakat karena nekat menyobel-nyobek Alquran dan mendudukinya.

Jazuli dijemput polisi di kediamannya pada Jumat (31/7) sekitar pukul 00:15 WIB. Polisi menangkapnya dibantu oleh warga desa. Bapak 5 anak ini selanjutnya dibawa ke mapolres untuk diperiksa.

Jazuli dilaporkan oleh beberapa tokoh FUIB (Forum Umat Islam Bersatu) Probolinggo, karena telah menyobek Alquran, mendudukinya, sekaligus (maaf) berniat hendak mengkentuti Alquran. Lebih dari itu, pria yang belakangan diketahui menganut ilmu kejawen ini, juga disebut-sebut menantang ke Esaan Allah SWT.

"Dia bilang Allah tidak ada. Mana Allah, kalau ada saya culek matanya, dan saya sobek mulutnya," ujar Sukandar, warga sekitar rumah Jazuli, seraya menirukan ucapan Jazuli.

Ditambahkannya, pernyataan Jazuli, menantang Allah SWT sekaligus mengeluarkan kata-kata tak patut itu, juga diucapkan di muka umum.


Ketua PCNU Kraksaan, Probolinggo, KH As'ad Abu Hasan, meminta masyarakat Probolinggo, tidak main hakim sendiri terkait kasus dugaan pelecehan Al Quran.

Menurutnya, PCNU tetap akan bersikap keras terhadap tindakan pelaku. Namun demikian cara yang akan digunakan tetap menempuh jalur hukum. "Kami saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan. Setelah lengkap baru kami akan selesaikan lewat jalur hukum," katanya, Jumat (31/7/2009).

Kiai As'ad berharap, masyarakat hendaknya tetap berpijak pada akal dan pikiran yang jernih. "Kami semua umat Islam merasa telah dilecehkan dengan sangat kasar. Tapi saya imbau masyarakat tetap santun menghukum pelaku. Dan untuk aparat yang berwajib, jangan coba-coba menyepelekan masalah ini," tegasnya.

MWC NU juga berjanji akan mengamankan seluruh umat Islam di Kabupaten Probolinggo, agar tidak terjebak konflik horisontal pasca terjadinya pelecehan Al Quran. "Kami akan amankan seluruh ummat Islam agar tidak bertindak anarkis. Sekali lagi kami tempuh jalur hukum," pungkasnya.

Saat berita ini diturunkan, sejumlah anggota MWC NU Kabupaten Probolinggo, sedang melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi. Tim yang dipimpin Rois Syuriah, KH Siyabuddin, ini melakukan investigasi di mapolres dan sekitar rumah pelaku.

Dilain pihak, Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, menyatakan masih medalami kasus tersebut. "Jazuli, masih kita amankan. Kita masih mendalami kasusnya," katanya.
Ketua PCNU Kraksaan, Probolinggo, KH As'ad Abu Hasan, meminta masyarakat Probolinggo, tidak main hakim sendiri terkait kasus dugaan pelecehan Al Quran.

Menurutnya, PCNU tetap akan bersikap keras terhadap tindakan pelaku. Namun demikian cara yang akan digunakan tetap menempuh jalur hukum. "Kami saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan. Setelah lengkap baru kami akan selesaikan lewat jalur hukum," katanya, Jumat (31/7/2009).

Kiai As'ad berharap, masyarakat hendaknya tetap berpijak pada akal dan pikiran yang jernih. "Kami semua umat Islam merasa telah dilecehkan dengan sangat kasar. Tapi saya imbau masyarakat tetap santun menghukum pelaku. Dan untuk aparat yang berwajib, jangan coba-coba menyepelekan masalah ini," tegasnya.

MWC NU juga berjanji akan mengamankan seluruh umat Islam di Kabupaten Probolinggo, agar tidak terjebak konflik horisontal pasca terjadinya pelecehan Al Quran. "Kami akan amankan seluruh ummat Islam agar tidak bertindak anarkis. Sekali lagi kami tempuh jalur hukum," pungkasnya.

Saat berita ini diturunkan, sejumlah anggota MWC NU Kabupaten Probolinggo, sedang melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi. Tim yang dipimpin Rois Syuriah, KH Siyabuddin, ini melakukan investigasi di mapolres dan sekitar rumah pelaku.

Dilain pihak, Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, menyatakan masih medalami kasus tersebut. "Jazuli, masih kita amankan. Kita masih mendalami kasusnya," katanya.

Jazuli, pria yang diketahui menyobek, menduduki, dan hendak mengkentuti Kitab Suci Al Quran, serta disebut-sebut menantang ke-Esa-an Allah SWT, akhirnya menjalani pemeriksaan di Mapolres Probolinggo hingga Jumat (31/7/2009) pagi.

Dihadapan polisi, pria yang mengalami kelumpuhan pada kaki kanannya ini nampak pasrah. Jelas terlihat diraut wajahnya rasa penyesalan.

Dijumpai beritajatim.com disela-sela pemeriksaan, Jazuli, mengakui semua perbuatannya. Namun ia berdalih, semua perbuatan yang ia lakukan tak lain hanyalah sekedar iseng. "Saya guyonan kok. Saya juga ndak menduga kalau guyonan saya berbuah penangkapan terhadap saya," katanya.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang tambal dan penjual ban sepeda motor ini juga mengaku beraliran kejawen. "Kalau saya dikatakan serius dalam peristiwa itu tentu tidak. Tapi memang saya menganut ilmu kejawen," sambungnya singkat.

Untuk sementara, tak banyak yang bisa dikorek dari Jazuli. Polisi menyatakan, usai pemeriksaan nanti wartawan dipersilahkan mengajukan berbagai pertanyaan kepada yang bersangkutan.

"Nanti lagi wawancaranya. Sekarang kita periksa dulu," ujar Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Sunardi Riyono, seraya mengahalau beritajatim.com dari ruang pemeriksaan I Polres Probolinggo.

sumber dakta.com

0 komentar:

Posting Komentar