(wartaislam.com) PEMALANG- Kedatangan jenazah Dulmatin alias Amar Usman alias Joko Pitono di kampung halamannya, Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Jumat pukul 3.20 WIB disambut gegap gembita oleh sejumlah anggota Front Pembela Islam.
Para aktivis Front yang hadir di rumahnya sejak Kamis sore langsung berteriak takbir ketika mengetahui jenazah Dulmatin tiba. “Ia mati sahid karena sejak awal niatnya memperjuangkan agama,” ujar Abu Ayas, Ketua Front Perjuangan Islam Kota Pekalongan, saat dimintai keterangan sebelum kedatangan jenazah.
Ia mengaku kehadiran sejumlah anggota FPI ini sebagai bentuk dorongan moral atas meninggalnya orang yang mereka suhada di jalan Allah SWT. “Bukan sebagai teroris seperti yang dituduhkan selama ini,” tegas Abu Ayas menambahkan.
Menurut Abu, anggota FPI tersebut datang dari berbagai kota di Jawa seperti Solo Pekalongan, Batang, dan Banyuwangi.
Berdasarkan pemanatauan Tempo, anggota FPI sempat menghalangi wartawan untuk meliput kedatangan jenazah. Bahkan mereka menyeterilkan halaman rumah orang tua Dulmatin yang berada tepat di belakang Pasar Petarukan Pemalang.
“Awas wartawan tak boleh ambil gambar, kamera kami ambil,” ancam para anggota FPI saat menghalangi wartawan yang hendak mengambil gambar jenazah Dulmatin saat dikeluarkan dari ambulance.
Faridah, salah seorang sepupu Dulmatin mengakui jenazah yang didatangkan dari Jakarta dini hari tadi adalah saudaranya. “Itu saya ketahui dari tahi lalat di janggut,” katanya. Ia mengaku pasrah meski merasakan kesedihan yang mendalam. “Saya tak menyangka kenapa nasibnya berakhir seperti ini,” ujar Faridah sedih.
sumber : tempo
1 komentar:
yang membela teroris adalah temannya TERORIS,membunuh banyak orang tak berdosa kok menyebutnya memperjuangkan agama!!!!!!!!!!!!
Posting Komentar