Frekuensi pemberitaan tentang Mesir dalam persoalan pembangunan tembok baja di sepanjang perbatasan antara Mesir dan jalur Gaza yang bertujuan untuk mencegah penyelundupam senjata dan barang-barang kebutuhan pokok bagi warga Gaza melalui terowongan-terowongan bawah tanah telah menimbulkan komentar dari seorang ulama Saudi dalam sebuah fatwanya.
Berbeda dengan fatwa dari Majma'al-Buhuts al-Islamiyyah, salah satu lembaga riset Islam di bawah naungan Al-Azhar Mesir yang kerap dijadikan rujukan, yang secara penuh menyatakan dukungannya terhadap upaya pemerintahan Mesir membangun dan menanam tembok logam bawah tanah di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.
Syaikh Dr.Yusuf Al-Ahmad, seorang profesor syariah di Universitas Imam Muhammad bin Saud Arab Saudi, mengeluarkan fatwa pada sabtu kemarin (2/1) bahwa HARAM membangun tembok baja tersebut karena akan menyebabkan ketidakadilan terhadap umat Islam di Gaza.
Fatwa Syaikh Dr. Yusuf Ahmad diterbitkan pada situs "Noor al-Islam", yang berjudul "Pembangunan dinding baja Mesir untuk pembongkaran terowongan Gaza ": "Pembangunan dinding baja adalah haram karena merupakan ketidakadilan yang sangat besar bagi kaum muslimin di Jalur Gaza sehingga dapat mengisolasi dan menyesengsarakan mereka, sesuai dengan hadits Nabi saw dalam kitab Shahih Al-Bukhari Ibnu Umar berkata: "Seorang wanita masuk Neraka hanya karena mengurung seekor kucing dan tidak memberi kucing tersebut makan hingga mati kelaparan" Jika mengurung kucing saja bisa memasukkan seseorang ke neraka, maka bagaimana dengan mengurung sekumpulan manusia?
Dia menekankan dalam pendapatnya, bahwa fatwanya tersebut merupakan tanggapan pertama dari Arab Saudi atas pembangunan tembok baja yang menyelimuti umat Islam di Gaza, umat Islam diharuskan untuk bekerja sama dengan umat Islam di Gaza dan mendukungnya, bukan malah bekerja sama dengan musuh-musuh Islam.
Mendukung pendapat dan fatwa Syaikh Dr.Yusuf Ahmad - Dr Ali Al-Ahmad Al Badahdah, presiden Koalisi untuk Palestina, menyatakan: "menanam dinding baja sudah cukup menjadi bencana bagi pengepungan seluruh Jalur Gaza."
Badahdah mengatakan dalam sebuah wawancara dengan "Islam Online.Net": "Kami berharap negara-negara Islam membantu saudara-saudara mereka di Gaza Palestina dan tidak membiarkan mereka kelaparan dan menyerukan negara-negara Islam untuk campur tangan menghentikan pembangun dinding tersebut, membuka penyeberangan Rafah "perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza yang dikepung sejak pengambilalihan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) sejak bulan Juni 2007./eramuslim.
0 komentar:
Posting Komentar