Qardhawi: Pembangunan Tembok Baja Mesir Haram

KAIRO--Pemerintah Mesir kembali menuai berbagai kritikan dan kecaman dari para tokoh Muslim menyusul isu pembangunan tembok baja di wilayah perbatasannya dengan Jalur Gaza.

Pemimpin Organisasi Ulama Muslim Dunia, Syekh Yusuf Qardhawi, mengimbau pemerintah Mesir segera menghentikan pembangunan tembok yang ia sebut sebagai proyek 'haram'.
Qardhawi menegaskan, pembangunan tersebut hukumnya 'haram' karena hanya akan menambah derita bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza dan yang mengambil keuntungan satu-satunya adalah Israel. Sebab 60% ekonomi di Jalur Gaza mengandalkan terowongan bawah tanah. Demikian pernyataan Qardhawi seperti dilansir Aljazeera.net, Ahad (27/12), kemarin.

"Mesir adalah negara yang merdeka dan mempunyai hak untuk menentukan kebijakan negaranya, namun bukan berarti bebas membantu pembunuhan warga palestina yang merupakan saudara dan tetangganya sendiri," imbuh Qardhawi.

Qardhawi juga mengimbau Mesir untuk segera membuka perbatasan Rafah dan menegaskan bahwa membuka perbatasan Rafah adalah 'wajib' hukumnya.

Mesir menutup perbatasan Rafah setelah Hamas berhasil menguasai dan mengendalikan gaza pada 2007 lalu. Perbatasan ini terkadang dibuka untuk beberapa saat kemudian ditutup kembali. Rafah merupakan gerbang utama bagi warga Gaza menuju dunia luar.

Qardhawi meminta warga Mesir untuk menolak kebijakan tersebut. Ia juga mendesak Liga Arab dan OKI untuk ikut andil menghentikan tindakan kriminal pemrintah Mesir itu.

Sementara itu, pemimpin gerakan Syi'ah Hizbullah, Hassan Nasrallah, Ahad kemarin, juga menyerukan kepada pemerintah Mesir untuk menghentikan pembangunan tembok baja itu karena dapat menghambat terowongan bawah tanah yang memberikan alternatif penyelundupan bahan pokok bagi rakyat Gaza yang diblokade oleh Kairo dan Israel.

Nasrallah mengatakan hal tersebut pada kerumunan puluhan ribu umat Syi'ah Libanon yang menandai upacara keagamaan Asyura, dan ia juga menyatakan bahwa Mesir harus dikutuk jika tidak menghentikan pembangunan tembok baja.

"Kami menyerukan kepada pemerintah di Mesir dan para pemimpinnya untuk menghentikan pembangunan dinding dan membanjiri terowongan-terowongan bawah tanah dan segera mengakhiri pengepungan terhadap Gaza dan tindakan Mesir tersebut harus dikutuk oleh semua orang Arab dan umat Muslim," katanya.

Sebelumnya, sejumlah pihak termasuk parlemen Mesir dan organisasi HAM di sana juga mengecam niat negeri Piramida itu. Sebab jika terjadi itu jelas akan merugikan rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Seorang aktivis HAM Mesir, Hafidl Abu Sa’dah, mengritik kecenderungan Kairo membangun tembok baja di wilayah perbatasannya dengan Jalur Gaza. Ia menilai langkah ini bertentangan dengan kewajiban Mesir yang seharusnya dilakukan terhadap rakyat Palestina.

Ia menyerukan Mesir agar bekerja membebaskan Jalur Gaza dari blokade dan menjamin perlintasan yang aman bagi orang, bahan makanan dan obat-obatan yang diperlukan, bukan malah membangun tembok baja.

Dalam pernyataan persnya, Sekjen Organisasi HAM Mesir menegaskan pihaknya sangat menyesalkan kecenderungan Kairo membangun tembok rasial bagi Gaza, alih-alih membebaskannya dari blokade.

Seperti dilansir BBC, pembangunan tembok tersebut akan memakan waktu selama 18 bulan. Jika selesai, pagar tersebut akan memiliki panjang 10-11 kilometer (6-7 mil) dan memiliki tinggi 20-30 meter (70-100 kaki)./republika.

0 komentar:

Posting Komentar