Kecocokan Waktu Gempa Merupakan Mukjizat Numeric Alquran?


Kecocokan waktu gempa pada pukul 15.04 yang terjadi di Tasik serupa dengan surat al-Hijr (15): 04, pukul 17.16 di Padang dengan surat al-Isra (17):16 serta pukul 08.52 di Kerinci sesuai dengan surat al-Anfal (08):52 telah banyak menggemparkan masyarakat Indonesia belakangan ini. Apakah kecocokan tersebut merupakan bagian mukjizat numeric Alquran?

Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyyah Jawabarat telah mengupas keunikan ini dengan menghadirkan Pengkaji numerik alquran Ust Iskandar Mirza, M.Ag serta H. M. Nur Muttaqin dari Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyyah Jawabarat di Aula Masjid Raya Mujahidin Jalan Sancang no 6 Bandung (23/10).

Ust Iskandar melihat bahwa kejadian gempa yang dicocokan alquran ini sebenarnya tidak signifikan disebut dengan tafsir numerik. Karena para mufassir tidak mengenal istilah tafsir numerik. Kalau kemudian jam gempa itu dikaitkan dengan ayat-ayat alquran menurutnya itu hanya sebuah proses berpikir kreatif saja yang tidak ada hubungannya dengan persoalan keajaiban angka di dalam alquran.

Keajaiban angka di dalam alquran masih menurut Ust Iskandar tidak dimaksudkan dalam konteks gempa itu, tetapi dimaksudkan menemukan kebenaran-kebenaran yang lebih pakem lagi terhadap ayat-ayat alquran itu sendiri.

“Inilah yang dimaksud dengan tinjauan numerik dari sisi Alqurnul karim, Sehingga Seseorang tidak menggunakan kreatifitas berpikirnya ketika melihat angka lalu dihubungkan tanpa melalui proses metode dan teori yang dapat dibuktikan secara berulang-ulang.” Tegas Kandidat doctor UIN Bandung ini.

Namun kecocokan gempa dengan nomor ayat alquran itu dapat digunakan dalam kontek scientic dalam bahasa teknologi dan itu hanya bisa digunakan oleh para ahli gempa, ahli Tsunami dan ahli-ahli dalam bidang alam semesta.

“Kalau waktu gempa dihubungkan dengan alquran terjadi kecocokan saya anggap ini sebuah petunjuk saja yang mungkin kita bisa menggunakan metode tafsir hikmah, sehingga kita bisa mengambil hikmah di balik kejadian gempa, tapi bukan masalah angkanya, Sehingga kita harus berpikir dan merenung kalau ingin diselamatkan oleh Allah maka kita jangan durhaka dengan ayat-ayat Allah.” Ungkap Ust Iskandar

Tidak beda dengan Ust Iskandar, H. M. Nur Muttaqin dari Majlis Tarjih dan Tajdidi Muhammadiyyah Jawabarat mengomentari fenomena ini bahwa sebetulnya Kalau gempa itu berhubungan dengan ayat alquran harusnya yang lebih tepat bukan 17.16 tetapi QS An Nahl (16):26.

16: 26 lebih tepat menggambarkan gempa sebagai suatu hukuman Allah, itu pun kalau gempa padang dinilai sebagai bentuk hukuman dari Allah. Ayat tersebut berbunyi "Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari". (QS An Nahl (16): 26)

“Pertanyaannya, kenapa Allah tidak menggempakan padang pada jam 16 lebih 26 menit, padahal jam inilah yang paling cocok dengan nomor ayat suci alquran? Atau kepada mereka yang tinggal di daerah gempa, berhati-hatilah bila sudah menunjukan jam 16 lebih 26 menit.” Tegas Ust Nur Muttaqin.

Belum lagi menurutnya Ini tidak melalui teori ilmiah. Menurutnya Ada fakta ilmiah yang sesuai dengan isi ayat dan ada juga yang sesuai dengan nomor ayat. Untuk kasus ini tidak sesuai dengan nomor ayat.

“Kalau ada orang padang pasti sakit hati karena mereka merasa dirinya termasuk yang dimurkai Allah. Ini sangat menggelikan. Dan satu hal lagi kalau itu dikatagorikan adzab dari Allah, maka kita tidak disuruh membantu orang yang terkena adzab dari Allah, sedangkan kita membantu mereka.” Pungkas H. M. Nur Muttaqin/m.Yasin



1 komentar:

Unknown mengatakan...

Jumlah surat dalam AQ ada 114 surat, dari surat 1 sampai 114, tengah2nya surat 57 (AL Hadid)/Besi, sbg penyeimbang (krn penyeimbang hrs kuat). Knp surat 15 adalah surat Hijr/Batu yang jumlah ayatnya 99, yang kalo dijumlah 15+99=114 surat dalam AQ. Dan ka'bah itu sebenarnya batu (surat Hijr, yg melambangkan AQ), dll. Dan ternyata tafsir secara numerik ini melengkapi tafsir verbal, yang bisa digunakan sebagai HUDA, SYIFA. Lantas knapa tdk membuka mata, membuka hati. Banyak disebut dalam ayat "Afala Ta'kilun"...ko disebut "kreatifnya" manusia....kan memang hrs pake akal.

Posting Komentar