Al-Qaeda Incar Pemimpin Korup Syiah Irak


BAGHDAD (SuaraMedia Naws) - Pasukan keamanan Irak telah melaporkan penggagalan upaya pembunuhan yang menargetkan pemimpin partai terbesar Irak Syiah, Ammar al-Hakim.

Seorang yang diduga sebagai anggota Al-Qaeda berusaha untuk menembak perwira tinggi tokoh Syiah di Baghdad hari Senin lalu. Rencana ini berhasil digagalkan karena pasukan intelijen di Departemen Intelijen Irak mengaku telah mengetahui hal ini sebelumnya, hal ini disampaikan oleh seorang sumber yang tidak disebutkan namanya di biro Hakim yang dikutip oleh kantor berita eyeiraq.

Sumber menambahkan bahwa polisi Syiah Irak kemudian menyerbu rumah-rumah di barat daya Baghdad, di lingkungan Muslim Sunni yang mereka tuding sebagai sumber serangan.

Ammar al-Hakim telah mengambil alih Dewan Tertinggi Islam Irak setelah kematian ayahnya yang sangat berpengaruh bagi Irak, Abdul Aziz al-Hakim bulan lalu di Iran, dia telah menjalani perawatan atas penyakit kanker paru-paru.

Rencana serangan yang dilakukan Al-Qaeda ini dihubungkan dengan terpilihnya Al-Hakim sebagai pengganti ayahnya yang tidak terlepas dari tudingan adanya unsur nepotisme di dalamnya.

Seperti ayah dan kakeknya, ia adalah individu yang dinilai korup. Dia telah membangun sebuah hotel di Nassriya, dengan harga sewa minimal $ 150 per malam, namun mengklaim bahwa ia dan keluarganya tidak memiliki uang sebesar itu. Selain itu, markas partai miliknya berada di atas lahan sejauh 1 kilometer di bagian paling mahal wilayah Baghdad.

Di dalamnya terdapat tank pasukan Iran yang memenuhi kompleks. Sebuah bentuk kepemimpinan yang digambarkan sebagai “korup dan jahat”. Pada 1958, sang kakek mengeluarkan fatwa yang mengklaim bahwa pembunuhan terhadap komunis dalam bentuk apapun masih berada di dalam hukum-hukum Islam. Mereka tidak mengatakan apapun tentang apa yang telah Ba'thists lakukan.

Di pihak lain, Asharq Al-Awsat-Ridha Jawad Taqi, seorang pejabat tinggi anggota Dewan Tertinggi Irak Islam mengungkapkan bahwa, "Dua anggota paling menonjol dan dengan ranking tinggi di Dewan Tertinggi Irak Islam adalah orang-orang yang dicalonkan Ammar al-Hakim sebagai presiden partai, dan kita telah melihat kemampuan dan kapasitasnya untuk menangani tanggung jawab ini, dia menjalankannya selama beberapa bulan selama ayahnya sakit."

Taqi juga menambahkan, "Ammar al-Hakim tidak memaksakan diri untuk pimpinan Dewan, ia juga tidak mencalonkan diri untuk posisi ini, walaupun kenyataan bahwa ayahnya, yang merupakan mantan pemimpin, secara resmi mempercayakan kepadanya posisi wakil presiden Dewan, dan ia ditugasi ayahnya dalam operasi sosial dan politik.

Sehubungan dengan tuduhan adanya unsur nepotisme, Taqi mengatakan bahwa "mekanisme pencalonan dan pemilihan oleh Dewan Syura Tengah menutup pintu pada orang-orang yang percaya bahwa kepemimpinan Dewan didasarkan pada genetika. Bukti dari hal ini adalah bahwa setiap anggota Dewan Tertinggi Islam Irak mempunyai hak untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari Dewan, tapi tidak ada yang dicalonkan sendiri, dan kepemimpinan organisasi memilih Ammar al-Hakim sebagai presiden mereka karena telah meletakkan kepercayaan mereka pada kemampuannya."

Setelah datang ke Baghdad dari Teheran, Ammar al-Hakim mengatakan bahwa dia tidak akan menempatkan diri maju sebagai calon pemimpin Tertinggi Dewan Irak Islam, namun dia menambahkan "Aku akan menerima tanggung jawab dari posisi ini jika saya dipilih oleh pimpinan Dewan."

Upaya al-Hakim tersebut disebut-sebut sebagai salah satu upaya kelompok Syiah untuk menguasai pemerintahan Irak pasca kematian tokoh besar negara 1001 malam tersebut, Saddam Hussein yang dikenal dengan pemerintahannya yang anti-Syiah. (ad/pt/ak/aa/wp) Dikutip oleh www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar