Habis Fitnah Terbitlah Bukti DNA


Ketua Gerakan Nasional Anti Terorisme (GNAT), Fauzan Al Anshari, mengatakan, bahwa pernyataan ketua Gerakan Umat Islam Indonesia (GUUI) Habib Abdurrahman Assegaf tentang pelaku pengeboman di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton merupakan alumni Pondok Pesantren Ngruki adalah fitnah dan menyakitkan Umat Islam. Terlebih hasil tes DNA Polri memastikan bahwa Nur Said bukan pelakunya.

“Seharusnya yang memutuskan siapa pelakunya adalah kepolisian bukan seorang Habib. Apalagi kemudian setelah di tes DNA, tidak terbukti kalau pelakunya adalah Nur Said. Pernyataan itu tidak representatif dan tidak bertanggung jawab. Seharusnya dia melakukan tabbayun,” katanya kepada Alhikmahonline.com, Rabu (22/7). 

Selain menyayangkan pernyataan tersebut, Fauzan juga menilai perkembangan penemuan yang dihasilkan polisi semakin menambah tanda tanya masyarakat. 

“Hasil penemuan satgas bom dari Mabes Polri mengatakan bahwa pelaku adalah satu orang, sedangkan Densus 88 mengatakan ada dua orang. Kemudian muncul juga inisial I. Hal ini justru semakin menambah daftar pertanyaan dan tanda tanya di masyarakat,” ungkap Fauzan. 

Fauzan berharap Umat Islam tidak termakan opini yang sesat dan sengaja menyudutkan Umat Islam dengan menyebutkan pesantren Ngruki di belakang ini semua. Fauzan menegaskan, “dengan menyebut Pesantren Ngruki, sudah membangun opini yang disebut trial by the public opinion, mengadili atau memvonis orang bukan melalui pengadilan.” 

Semakin berkembangnya penelitian dan ditemukannya fakta-fakta baru, Fauzan berharap masyarakat menunggu pengumuman resmi dari Mabes Polri siapa pelakunya, serta tidak mengaitkan asal-usulnya. 

“Jika ada oknum polisi yang terlibat satu kasus tidak disebutkan asal-usulnya, begitu juga dengan koruptor. Tapi jika terkait dengan terorisme, langsung dikaitkan dengan Ngruki,” sesalnya. 

Pernyataan ini juga mempengaruhi kegiatan dakwah Ustad Abu Bakar Ba'asyir, diantaranya pencekalan untuk berdakwah di Malang dan penyegelan salah satu Masjid di Situtopo Surabaya, tempat biasa Ustad Abu Bakar ceramah setiap bulannya. 

“Di masjid Surabaya, bahkan dilarang untuk sholat lima waktu. Meskipun sekarang sudah dibuka lagi. Saya tidak mengerti, kenapa sesama muslim mau diacak-acak dan ini masuk dalam skenario adu domba intelijen,” papar Fauzan.

Meskipun demikian, Fauzan mengatakan tidak akan ada tindakan balasan yang dilancarkan Ustad Abu Bakar Ba’asyir terhadap Habib Abdurrahman.

“Ustad Abu tidak mau membalas atau melakukan tindakan balik, beliau hanya mengatakan biarlah Allah yang membalasnya di akhirat. Dan ternyata pernyataan negatif yang ditujukan ke pesantren justru menjadi iklan gratis untuk menarik perhatian masyarakat memasukan anaknya menjadi santri di Ngruki,” pungkas Fauzan.
/Alhikmahonline

0 komentar:

Posting Komentar