Tangan-Tangan Israel Mengaduk Kekejaman Di Abu Ghraib

BEIRUT– Mantan kepala militer dari penjara tersohor Abu Ghraib di Irak mengungkapkan keterlibatan Israel di penjara AS tersebut, dimana ratusan orang tahanan Irak mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual dari para prajurit dan petugas interogasi AS.

Semakin menyoroti skandal yang menjadi magnet kontroversi untuk Washington sejak didirikan pada tahun 2004, purnawirawan Kolonel AS Janis Karpinski mengatakan bahwa agen-agen Israel direkrut oleh militer AS di Abu Ghraib untuk menginterogasi para tahanan yang dituding menyerang pasukan AS di Irak.

Laporan berita yang dimuat di harian Libanon, Al-Akhbar, semakin memanaskan perdebatan mengenai hal tersebut karena Karpinski, hingga baru-baru ini, selalu menolak untuk mengungkapkan adanya peranan Israel di Abu Ghraib meski sebelumnnya mengakui kehadiran petugas interogasi Israel di penjara AS tersebut.

Pada tahun 2004, wanita yang merupakan mantan perwira tinggi militer AS tersebut memberikan keterangan kepada saluran televisi Inggris, BBC. Karpinski, yang pangkatnya diturunkan dari Brigadir Jenderal menjadi Kolonel ketika foto-foto penyiksaan tahanan Abu Ghraib bocor untuk pertama kalinya, mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan seorang petugas interogasi Israel yang dipekerjakan di sebuah lokasi rahasia di Baghdad.

Seymour Hersh, wartawan investigasi terkemuka AS, mengemukakan isu tersebut secara terbuka pada tanggal 10 Mei 2004, ketika artikelnya yang bertajuk “Torture at Abu Ghraib” dimuat di majalah “The New Yorker”. Terbitnya artikel tersebut semakin memanaskan berbagai pemberitaan dan bukti mengenai penyiksaan, sodomi, dan pembunuhan yang dilakukan oleh militer dan agen intelijen AS di penjara tersebut.
Pada bulan Mei tahun lalu, foto-foto tambahan dari penyiksaan di Abu Ghraib bocor dan tersebar di berbagai jaringan media, menunjukkan penyiksaan seksual yang membabi buta dari para prajurit AS, yang terlihat melakukan penyiksaan fisik terhadap pria dan wanita Irak dengan menggunakan tongkat pemukul, kawat dan tabung fosfor.

Selain penyiksaan di Abu Ghraib, Hersh juga mengungkapkan bahwa salah satu tujuan Israel di penjara AS tersebut adalah untuk mendapatkan akses kepada para tahanan yang merupakan anggota unit intelijen rahasia Irak dan menangani urusan Israel.

Israel mendapatkan kritikan luas dari organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional karena melakukan penyiksaan terhadap para tahanan Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, baik ketika tengah diinterogasi maupun di dalam sel tahanan.

Presiden AS Barack Obama menentang keras dirilisnya foto-foto tambahan dari penyiksaan tahanan Abu Ghraib oleh personel militer AS, meski menjanjikan hal yang sebaliknya saat pertama kali terpilih.
Obama berargumen bahwa peilisan foto-foto skandal tersebut, yang dirahasiakan oleh pemerintahan George W. Bush, akan memanas-manasi pihak-pihak yang terlibat peperangan, mengancam pasukan AS, dan membahayakan nyawa personel militer yang ada di Irak dan Afghanistan.

Bulan Mei tahun lalu, Pentagon mengeluarkan bantahan terhadap pemberitaan harian Inggris yang menyebutkan bahwa dalam foto penyiksaan tahanan Irak, yang pemublikasiannya dihentikan oleh presiden AS Barack Obama, mengandung gambar-gambar yang memperlihatkan perkosaan dan pelecehan seksual.
Juru bicara Pentagon, Bryan Whitman mengatakan bahwa dengan mengabarkan berita tersebut, surat kabar Daily Telegraph diragukan kemampuannya untuk “mendapatkan data dan fakta yang akurat”.

“Kelompok media (Inggris) tersebut telah benar benar menyalahartikan foto-foto tersebut,” kata Whitman kepada para jurnalis. “Sama sekali tidak ada foto yang menggambarkan hal-hal seperti yang ditulis dalam artikel tersebut.”/suaramedia.

0 komentar:

Posting Komentar