BOLTON - Komunitas Muslim dan Sikh di Inggris saat ini tengah berjuang keras melawan larangan yang dibentuk panel juri tinju mengenai petinju yang memiliki jenggot, yang mereka sebut sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap keyakinan beragama kalangan minoritas.
“Kami memiliki jenggot, oleh karena itu kami tidak boleh bertanding. Sungguh alasan yang tidak masuk akal,” Sheryar, seorang petinju Muslim asal Kota Bolton, memberitahu BBC pada Rabu, 13 Januari 2010.
“Anda tidak dapat menghancurkan karir seseorang karena jenggotnya.”
Asosiasi Tinju Amatir Inggris (ABAE) pada bulan lalu mengumumkan larangan penuh terhadap petinju dengan jenggot berada di atas ring.
Mohammad Patel, Seorang petinju muda berbakat dilarang naik ke atas ring dalam pertandingan perdananya karena jenggot yang dipeliharanya, membuatnya kehilangan semua motivasi untuk bertinju dan hampir memutuskan untuk berhenti dari olahraga itu.
Patel, yang berasal dari Astley Bridge, mengatakan, “Saya merasa tertampar, saya tidak tahu harus berkata apa. Ketika saya melihat buku peraturan, saya berpikir, ‘Apa yang bisa saya lakukan?’”
Ia mengatakan bahwa ia seorang Muslim dan kemudian diberitahu bahwa ia harus mencukur bersih wajahnya jika ingin ikut dalam pertandingan itu. Ia menolak dan tidak diijinkan untuk bertanding.
Ia mengatakan, “Saya benar-benar terkejut. Saya berbicara pada ABAE untuk meminta peraturan itu diubah namun tampaknya kami tidak bergerak ke mana-mana selama 11 bulan ini.”
Dan saat itu ABAE mengatakan bahwa hanya komunitas Sikh yang mendapat pengecualian, sehingga Dewan Masjid Bolton mulai mengambil tindakan mengenai diskriminasi tersebut.
“Mohammad benar-benar kecewa,” kata Inayat Omarji, Manager Masyarakat Pemuda dan Anak-Anak Dewan Masjid Bolton.
“Dan dia kehilangan semangatnya.”
Peraturan tersebut seharusnya menetapkan larangan berjenggot untuk semua agama.
“Peraturan tersebut datang dari badan internasional kami, Asosiasi Tinju Amatir Internasional (IABA),” Barry Jones, manajer ABAE menjelaskan.
“Peraturan tersebut tak berhubungan dengan ras atau agama, hanya kesehatan dan keamanan,” imbuhnya.
Para pejabat ABAE mengakui bahwa pengecualian untuk kalangan Sikh merupakan sebuah kesalahan.
“Itu..adalah sebuah kesalahan fatal menurutku. Mereka tidak mempertimbangkan mengenai dampaknya.”
Komunitas Sikh kini turut bergabung dengan komunitas Muslim dalam menentang larangan ABAE.
“Saya sangat terkejut mengetahui bahwa mereka membuat peraturan seperti ini tanpa mempertimbangkan bahwa yang merasakan dampaknya hanya komunitas Muslim,” kata Indarjit Singh, Direktur Jaringan Organisasi Sikh.
“Ini adalah kemunduran negatif yang harus dilawan.”
Singh mengatakan bahwa sebelumnya, jenggot tak pernah dipermasalahkan.
“Ini adalah sebuah olahraga yang beresiko, namun rambut bukanlah resiko utamanya.
Pengawas Tinju Inggris, badan profesional tinju di Inggris, juga telah menetapkan larangan serupa terhadap petinju profesional, menciptakan suasana diskriminasi agama di negara tersebut.
Omarji, seorang aktivis komunitas Muslim, menyayangkan bahwa ABAE tidak menunjukkan penghormatan terhadap agama.
“Pada saat ini, kita semua harus menerima dan membiasakan diri bekerjasama dengan masyarakat yang berasal dari komunitas lainnya.” /suaramedia.
0 komentar:
Posting Komentar