Menteri India: Jihad adalah Terorisme

NEW DELHI-Pernyataan Menteri Dalam Negeri India, Shri P Chidambram, terkait dengan konsep 'jihad' telah memicu kemarahan umat Islam karena salah menerjemahkan makna sebenarnya dari istilah Islam tersebut dan mengaitkannya dengan terorisme.

Berpidato mengenai intelijen pada tanggal 23 Desember, Menteri Chidambram mengidentikkan jihad dengan terorisme. “Persis ketika Perang Dingin berakhir, kita menyaksikan munculnya jenis perang yang lain, yaitu jihad,” ujar dia dalam pidatonya saat itu.
“Tidak seperti Perang Salib yang sesungguhnya, jihad tidak dilakukan seperti perang konvensional. Jihad menggunakan teror sebagai sebuah instrumen untuk mencapai tujuan,” tambah dia.

All India Majlis-E-Mushawarat, payung organisasi kaum Muslim mengatakan bahwa pernyataan kontroversial itu memperlihatkan ketidakpahaman mengenai arti sesungguhnya dari jihad.

“Itu adalah interpretasi yang menjijikkan dari ‘jihad’ dan juga memperlihatkan kebodohan dari penulis pidato Anda,” bunyi pernyataan dari organisasi itu kepada IslamOnline.net, Senin (4/1).

“Jihad adalah sebuah perang defensif melawan penjajah seperti yang dilakukan oleh leluhur kita melawan penjajah Inggris yang menduduki India.” Mereka menjelaskan bahwa jihad dibedakan dalam dua kategori, “Jihad Besar” dan dan “Jihad Kecil”.

“Jihad besar adalah jihad melawan hawa nafsu diri sendiri sementara jihad kecil adalah melawan musuh-musuh asing yang menginvasi kita dan menduduki tanah kita. Perjuangan semacam itu adalah kewajiban setiap orang beriman yang mencintai negaranya.”

Organisasi Muslim India itu mengatakan, istilah “jihad” saat ini telah disalahgunakan oleh AS untuk mengambil-alih tanah dan sumber daya asing. “Semua itu diawali dengan memberikan pelatihan, persenjatan, dan bantuan keuangan pada pejuang Afghanistan untuk melawan pendudukan Soviet dan kemudian dipuji sebagai jihad oleh media-media yang dikontrol AS.”

“Kemudian, apa yang mereka ciptakan berbalik menyerang mereka sendiri.”

Karen Armstrong, penulis Inggris yang cukup terkenal, juga mengritik penyalahgunaan kata jihad untuk tujuan tertentu oleh Barat.

All India Muslim Majlis-E-Mushawarat memastikan dengan tegas bahwa kaum Muslim India tidak pernah menggunakan kekerasan melawan negaranya. “Tidak ada Muslim India yang ambil bagian dalam aktivitas semacam itu, baik itu di Kashmir atau di Afghanistan atau di Irak atau di tempat lain.”

Organisasi Muslim tersebut juga menuduh Kementerian Dalam Negeri telah menutup mata terhadap kampanye anti-Muslim. “Ini adalah saran yang tulus dari saya kepada Anda sebagai seorang pemimpin yang tulus dan sekuler untuk melihat di balik klise populer dan klaim bias para pejabat Anda, dan coba untuk menghentikan teror yang sesungguhnya di dalam negara kita,” ujar presiden All India Muslim Majlis-E-Mushawarat, Zafarul-Islam Khan.

India yang mayoritas penduduknya Hindu, dengan 140 juta penduduk Muslim merupakan negara bependuduk Muslim terbesar ketiga di dunia setelah Indonesia dan Pakistan. Umat Islam India telah menderita secara sosial dan ekonomi selama puluhan tahun./REPUBLIKA

0 komentar:

Posting Komentar