Pemerintahan AS telah memberikan penawaran untuk melakukan perlawanan terhadap kelompok “Al-Qaeda” di Yaman berupa bantuan operasi militer, seorang sumber intelijen AS melaporkan.
Mengutip seorang sumber CIA yang dirahasiakan, The New York Times melaporkan pada Senin lalu bahwa sejak tahun lalu, CIA telah melancarkan operasi terorisme di negara konflik tersebut.
Para komandan dalam beberapa operasi khusus tersebut juga telah melatih pasukan keamanan Yaman.
Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa Pentagon telah mengucurkan dana lebih dari USD 70 juta dalam jangka waktu 18 bulan untuk melatih dan mempersenjatai pasukan keamanan Yaman serta pasukan penjaga pantai.
Kepala keamanan Yaman juga mengakui bahwa negaranya memang mendapatkan bantuan dari AS dalam sebuah operasi untuk melawan Al-Qaeda di selatan Yaman.
Mohamed Al-Anisi melaporkan kepada sebuah surat kabar Arab Saudi, Okaz, bahwa pasukan keamanan Yaman telah bekerjsama dengan militer AS dalam operasi Al-Qaeda.
Perkembangan tersebut dilakukan ketika badan bantuan internasional dan beberapa cabang PBB, termasuk UNCF dan UNHC-R menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi warga sipil Yaman, yang menjadi korban utama dalam konflik di negara tersebut, termasuk dalam konflik pemberontakan kelompok Yaman, Houthi, yang berusaha membangun negara Syi’ahnya sendiri di tanah Yaman.
Pemberontakan tersebut merupakan konflik utama di Yaman, meski mereka menyangkal adanya hubungan dengan kelompok Al-Qaeda.
AS juga telah menuding Iran turut mendanai pemberontakan tersebut.
November lalu, sebuah sumber menyebutkan bahwa pertemuan antara presiden Yaman dan delegasi AS yang dipimpin John McCain telah memicu terjadinya perang baru di Yaman utara, demikian diungkapkan dalam sebuah laporan.
Pada waktu terjadi pertemuan pada bulan Agustus silam, diumumkan bahwa senator yang sempat menjadi kandidat presiden AS bersaing dengan Barack Obama tersebut bertemu dengan Ali Abdullah Saleh untuk membahas kemungkinan merekrut militan Al-Qaeda untuk bahu-membahu dengan tentara Yaman, demikian dilaporkan oleh situs web Al-Minbar.
Menurut situs berita berbahasa Arab tersebut, pertemuan itu dititikberatkan pada cara membujuk para anggota Al-Qaeda untuk membantu pasukan Yaman dalam bentrokan dengan pemberontak Syiah, Houthi, di Yaman utara.
Laporan tersebut menambahkan bahwa McCain memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Yaman setelah menggelar sejumlah pertemuan tertutup di Kongres AS, membahas mengenai negara-negara Arab.
Hasil akhir dari diskusi rahasia tersebut diwujudkan dalam serangkaian saran untuk Presiden Barack Obama, yang paling utama adalah upaya “menyelamatkan Yaman” sebelum melakukan intervensi militer.
Akan tetapi, ketika pemerintah Yaman dan pemerintah Saudi yang didukung AS tampak mengalami ganjalan dalam mengalahkan pemberontak tersebut, AS dan sekutunya, Inggris, berencana untuk menerjunkan pasukan mereka ke Yaman, demikian prediksi dari situs tersebut.
Pemerintah Arab Saudi turut melancarkan serangan ke Yaman utara, karena para pemberontak Houthi disebut telah membunuh dua orang prajurit Saudi di perbatasan dengan Yaman.
Pemerintah Saudi bersikeras bahwa pihaknya hanya menarget para anggota Houthi yang berada di wilayah Saudi, kelompok pemberontak tersebut mengatakan bahwa desa-desa di Yaman telah dihujani bom fosfor, yang menebabkan banyak anggota populasi Syiah terluka.
Pemerintah Yaman membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya bahkan tidak memiliki bom fosfor dalam gudang senjatanya./suaramedia.
0 komentar:
Posting Komentar