
Menurutnya film itu hanyalah fiksi, dan fiksi merupakan khayalan. "Jujur saya belum tahu kenapa film ini dipermasalahkan, sebab film itu kan hanya khayalan." ujarnya saat dihubungi wartawan melalui telepon selularnya, Kamis (13/11/2009).
Chand juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan terlalu bereaksi negatif dengan akan diputarnya film '2012'. "Apakah tepat film ini dilarang? Masyarakat kan butuh tahu dan ngerti tentang film fiksi ini, nanti dalam proses berimajinasinya, penonton bisa bisa memilah-milah mana yang baik, mana yang buruk," imbaunya.
Sebagai manusia khususnya umat Islam, menurut Chand, masyarakat harus percaya dengan hari kiamat. "Memang kiamat itu merupakan rahasia Allah, dalam Islam juga diajarkan kan diajarkan Rukun Islam dan Rukun Iman bahwa kita harus percaya hari akhir," ujarnya.
Selain itu, ujar Chand, MUI tidak perlu memantau pemutaran film tersebut. Karena jika film ini bisa tayang di bioskop-bioskop, berarti film ini sudah lolos di lembaga sensor film.
"Kita kan ada lembaga sensor yang di dalamnya ada tokoh agama, budayawan, dan lainnya, jadi saya rasa film ini sudah lulus sensor dan dapat ditayangkan.
Dengan hadirnya film tersebut, menurut Chand, masyarakat bisa memetik sisi positifnya, misalnya dengan menonton film tersebut, moral keimanan masyarakat akan semakin dalam.
Kiamat Tak Bisa Diprediksi, MUI Jabar Tunggu '2012'
Menjelang penayangan film '2012' garapan Roland Emmerich, MUI Jabar tidak mau bereaksi duluan. Film yang menceritakan kiamat pada 2012 itu patut dilihat lebih dahulu isinya.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi Fatwa MUI Jabar HM Salim Umar, menanggapi beberapa kecemasan menjelang penayangan film 2012 secara serentak di bioskop-bioskop di tanah air pertengahan November ini.
"Yang pasti, kiamat itu tidak ada yang tahu kapan. Kita lihat nanti efek film ini bagaimana. Kalau untuk hiburan sah-sah saja, apalagi kalau jadi membuat orang rajin beribadah, itu kan sisi positifnya," ujar Salim saat ditemui di Kantor MUI Jabar, Jalan RE Martadinata, Rabu (11/11/2009).
Namun ditegaskan Salim, jika pengaruhnya kepada masyarakat kurang baik, MUI Jabar akan bersikap. "Bila ternyata meresahkan masyarakat, menimbulkan kecemasan, maka kita akan meminta penayangannya dihentikan," tambahnya.
Agar reaksinya bisa cepat, Salim mengatakan para pengurus MUI di seluruh Jawa Barat diarahkan untuk melihat film yang dibintangi John Cusack, Thandie Newton, Woody Harrelson, Amanda Peet dan Danny Glover ini.
"Jadi nanti tidak karena 'katanya-katanya'. Meski tentu akan lebih baik jika pihak bioskop berkenan meminta pendapat kita dulu, sebelum ditayangkan. Kita pasti datang kalau diundang," ujar Salim./detik.
0 komentar:
Posting Komentar