
Pada hari Sabtu (7/11), penduduk setempat dikejutkan dengan suara adzan pada pukul 7 pagi. Suara adzan palsu itu diperdengarkan oleh kelompok sayap kanan Jeunes Identitaires Genevois (JIG). Adzan dikumandangkan melalui megafon di atas sebuah mobil.
JIG memilih hari Sabtu itu untuk melancarkan aksinya, karena pada hari itu ummat Muslim menyelenggarakan "open house" atas masjid-masjid di seluruh Swiss, untuk mengenalkan masjid kepada masyarakat luas.
JIG berdalih membenarkan aksinya dengan mengatakan bahwa mereka perlu memberitahu masyarakat.
"Kami ingin menunjukkan kepada mereka kalau-kalau usulan itu (anti-menara) ditolak, yang berarti secara de-facto kita menerima, dalam waktu beberapa tahun saja suara-suara seperti itu akan menggema di seluruh Swiss," kata mereka kepada surat kabar Swiss Le Matin.
Sabtu pekan lalu, masjid Petit-Saconnex dilempari batu. Jendela-jendela, daun jendela, pintu kayu dan kubah granit serta pintu masuk dirusak. Demikian keterangan dari Youssef Ibram, imam masjid Pusat Kebudayaan Islam tersebut.
Ibram mengatakan, polisi telah membawa beberapa kilo batu guna memeriksa sidik jari serta DNA pelaku.
Menurut Ibram, peristiwa perusakan masjid itu merupakan yang pertama kalinya dalam 30 tahun. Ia mengatakan peristiwa itu berkaitan dengan panggilan adzan palsu dan pemungutan suara anti-menara yang akan dilakukan tanggal 29 Nopember mendatang.
Setelah kejadian, seorang petugas keamanan disewa oleh pihak masjid untuk berjaga-jaga di malam hari.
Beberapa pihak telah menyatakan keprihatinanannya pada hari Senin lalu, kata Ibram. Partai Hijau di Jenewa juga menyampaikan keprihatinannya atas aksi vandalisme tersebut./hidayatullah.
0 komentar:
Posting Komentar