Geert Wilders, yang menghadapi dakwaan di tanah airnya sendiri untuk ucapan-ucapan anti-Islamnya, datang ke London setelah memenangkan banding awal pekan lalu terhadap larangan dirinya masuk ke Inggris.
Sejumlah polisi membentuk sebuah penghalang di antara kelompok yang menamakan dirinya "Islam in the UK" dan para pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk dan banner anti Wilders sambil meneriakkan kata-kata "Wilders Go To Hell" dan "Muslim rise up" sewaktu mobil yang ditumpangi Wilders melewati kerumunan demonstran.
Wilders telah dilarang masuk ke Inggris pada bulan Februari lalu karena menurut kementerian Inggris kehadirannya akan mengancam kerukunan masyarakat dan keselamatan umum.
Wilders telah berencana untuk berbicara kepada media di luar Istana Westminster namun dipaksa polisi untuk berbicara di dalam kantor parlemen di dekat kantor polisi.
Dia berada di London atas undangan dari Partai Kemerdekaan Inggris Lord Malcolm Pearson untuk membahas film "Fitna" di parlemen, yang menghina Alquran serta membandingkan Islam dengan Nazi.
"Ini konyol bahwa pemerintah Inggris berpikir bahwa kehadiran saya disini akan mengarah pada kekerasan," katanya.
"Orang ini adalah musuh Islam dan umat Islam dan pemerintah Inggris sangat menyadari hal ini dan kehadirannya hanya akan menimbulkan apa yang disebut ekstremisme," kata salah satu pengunjuk rasa, "Abu Muaz, kepada Reuters.
Pada hari Selasa, bagian pengadilan keimigrasian Inggris membatalkan larangan terhadap Wilders untuk memasuki Inggris.
Seorang juru bicara kementrian Inggris pada hari Jumat mengatakan, "Kami sangat kecewa dengan keputusan pengadilan. Pemerintah akan menentang ekstrimisme dalam segala bentuknya."
Dia mengatakan bahwa pihak berwenang akan tetap memantau Wilders selama tinggal di Inggris./eramuslim.
0 komentar:
Posting Komentar