Muslim Irlandia dan Filipina Upayakan Pembebasan Pendeta Sinnot

Muslim di Irlandia dan di Filipina menggalang seruan bagi pembebasan seorang pendeta Katolik yang diculik di wilayah selatan Filipina. Pendeta Michael Sinnot asal Irlandia diculik pada hari Minggu kemarin di rumahnya di kompleks tempat tinggal organisasi Missionary Society di St. Columban.

Menurut laporan, sekitar enam lelaki bersenjata menyerbu masuk ke dalam kompleks dan langsung menyeret Pendeta Sinnot ke dalam sebuah mobil van. Kejadian itu disaksikan oleh sejumlah pembantunya yang ketakutan melihat insiden tersebut.

Uskup Pagadian, Emmanuel Cabajar dalam pernyataannya mengatakan, saat penculikan terjadi, Pendeta Sinnot dalam kondisi yang kurang sehat dan harus mengkonsumsi obat-obatan. Belum diketahui pasti identitas kelompok yang melakukan penculikan itu. Namun laporan-laporan yang beredar menyebutkan bahwa pelakunya diduga dari kelompok Abu Sayaf, kelompok militan Muslim yang berbasis di Filipina Selatan. Sementara organisasi Moro Islamic Liberation Front (MILF) membantah terlibat dalam penculikan tersebut. "Kami tidak terlibat dalam aksi ini dan kami tidak punya alasan mengapa orang-orang kami harus melibatkan diri dalam aksi semacam ini,' kata Eid Kabalu, jubir MILF Organisasi Ummah Fi Salam, sebuah komunitas Muslim di Irlandia menyatakan mengutuk aksi penculikan tersebut dan menyerukan pembebasan Pendeta Sinnot yang kini berusia 79 tahun, secepatnya. "Kami bersama umat Kristiani mengutuk keras aksi penculikan itu. Kami berdoa untuk keselamatannya dan menyerukan agar Pendeta Sinnot segera dibebaskan," demikian pernyataan organisasi Ummah Fi Salam yang juga menyatakan bahwa penculikan adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Selain Muslim Irlandia, Muslim di Mindanao, Filipina Selatan juga melontarkan keprihatinannya. Consortium of Bangsamoro Civil Society sudah melakukan pertemuan dengan keuskupan Pagadian untuk membahas upaya pembebasan Pendeta Sinnot. Sementara Ketua Biro Pendidikan Madaris untuk wilayah otonomi Muslim Mindanao, Ustad Faried Solaiman Adas menyatakan bahwa Islam dengan tegas mengajarkan untuk menghormati para pemuka agama apapun agamanya. "Muslim sejati hanya takut pada Allah Swt dan melakukan penculikan adalah tindakan kejam," tegasnya. (ln/iol)

Menurut Uskup Pagadian, Emmanuel Cabajar dalam pernyataannya, saat penculikan terjadi, Pendeta Sinnot dalam kondisi yang kurang sehat dan harus mengkonsumsi obat-obatan.

Belum diketahui pasti identitas kelompok yang melakukan penculikan itu. Namun laporan-laporan yang beredar menyebutkan bahwa pelakunya diduga dari kelompok Abu Sayaf, kelompok militan Muslim yang berbasis di Filipina Selatan. Sementara organisasi Moro Islamic Liberation Front (MILF) membantah terlibat dalam penculikan tersebut.

"Kami tidak terlibat dalam aksi ini dan kami tidak punya alasan mengapa orang-orang kami harus melibatkan diri dalam aksi semacam ini,' kata Eid Kabalu, jubir MILF

Organisasi Ummah Fi Salam, sebuah komunitas Muslim di Irlandia menyatakan mengutuk aksi penculikan tersebut dan menyerukan pembebasan Pendeta Sinnot yang kini berusia 79 tahun, secepatnya.

"Kami bersama umat Kristiani mengutuk keras aksi penculikan itu. Kami berdoa untuk keselamatannya dan menyerukan agar Pendeta Sinnot segera dibebaskan," demikian pernyataan organisasi Ummah Fi Salam yang juga menyatakan bahwa penculikan adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Selain Muslim Irlandia, Muslim di Mindanao, Filipina Selatan juga melontarkan keprihatinannya. Consortium of Bangsamoro Civil Society sudah melakukan pertemuan dengan keuskupan Pagadian untuk membahas upaya pembebasan Pendeta Sinnot.

Sementara Ketua Biro Pendidikan Madaris untuk wilayah otonomi Muslim Mindanao, Ustad Faried Solaiman Adas menyatakan bahwa Islam dengan tegas mengajarkan untuk menghormati para pemuka agama apapun agamanya. "Muslim sejati hanya takut pada Allah Swt dan melakukan penculikan adalah tindakan kejam," tegasnya./eramuslim.


0 komentar:

Posting Komentar