Mufti Suriah: Ada Upaya Negara Barat Menghancurkan Indonesia

JAKARTA- Menjelang berakhirnya masa tugasnya sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla, tetap aktif menerima tamu di kantornya. Siang ini, mantan ketua umum DPP Partai Golkar itu menerima Mufti Besar Suriah Dr Ahmad Badruddin.

Wapres didampingi Menteri Agama, Maftuh Basyuni, menerima kunjungan kehormatan itu sekitar 30 menit. Pertemuan itu berlangsung tertutup tanpa dapat diliput oleh wartawan. Tidak diketahui maksud kedatangan Mufti Besar dari Timur Tengah itu.

Usai pertemuan, tak ada keterangan dari tamu negara itu untuk publik. Menag pun langsung pergi dari kantor Wapres melalui pintu depan sehingga tak dapat dicegat wartawan yang biasa meliput di Istana Wapres.

Wapres Kalla akan mengakhiri masa tugasnya pada 19 Oktober 2009. Sehari berikutnya, Presiden dan Wapres terpilih akan dilantik oleh Ketua MPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.

Sementara itu, Mufti Besar Suriah Syeikh Dr Ahmad Badrouddin Hassoun mengajak umat Islam di Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan, sehingga negara yang penduduknya mayoritas muslim tetap utuh.

“Saya mengajak umat Islam di Indonesia tetap bersatu, karena ada upaya negara-negara Barat menghancurkan negara ini,” katanya pada kuliah umum di hadapan sivitas akademik IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Rabu (14/10).

Mufti Ahmad berkunjung ke Banda Aceh didampingi Dirjen Bimas Islam Depag, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA dan Duta Besar Indonesia untuk Suriah Muzamil Basyuni.

Negara-negara Barat sangat berkeinginan agar Indonesia berpecah belah dan hancur, seperti yang dilakukan di beberapa negara di Afrika, di antaranya Somalia dan Sudan.

Di dua negara itu sesama umat Islam saling berperang hanya untuk mempertahankan prinsip membentuk negara Islam. Sebenarnya yang menciptakan paham negara Islam itu adalah Barat yang tujuannya agar sesama umat Islam pecah dan perang, yang akhirnya negara jadi hancur.

Peristiwa di dua negara tersebut harus menjadi pengalaman dan pelajaran bagi umat Islam di Indonesia, agar tidak mudah terpancing dengan paham-paham radikalisme dan ingin membentuk negara Islam. Dalam Islam tidak mengenal negara, tapi membangun kehidupan yang lebih baik. Islam merupakan agama universal yang mengakui keragaman dan bisa bekerja sama dengan agama lain untuk membangun perdamaian, katanya.

Ia juga mengajak umat Islam di tanah air agar tidak terpengaruh dengan globalisasi, yaitu mengikuti budaya Barat yang cenderung merusak akidah. Mufti Ahmad menilai, para generasi muda Islam sekarang ini mudah terpancing dan terpengaruh dengan budaya Barat, padahal tujuan mereka untuk menghancurkan Islam.

Plurarisme yang ada di Indonesia agar dijadikan rahmat untuk mempertahankan keutuhan negara kesatuan RI (NKRI), katanya lagi. Ia juga berharap agar para ulama dan dosen memberikan pemahaman agama berlandasan konsep keumatan.

Selain ke IAIN Ar-Raniry, pemuka agama Suriah itu juga mengunjungi beberapa pesantren dan memberikan ceramah di perguruan tinggi di Jakarta dan Yogyakarta.

Sementara itu, Mufti besar Suriah, Sheikh Dr. Ahmad Badrouddin Hassoun direncanakan berkunjung ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ia akan bertemu dengan ulama dan tokoh masyarakat di Aceh.

Di Banda Aceh, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Aceh, Juniazi menyatakan Sheikh Ahmad bersama istrinya akan datang ke Aceh. Mereka akan didampingi Menteri Agama RI Maftuh Basyuni.

Mufti adalah pemberi fatwa untuk memutuskan masalah yang berhubungan dengan hukum Islam. Selama di Aceh, selain bertemu dengan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Mufti besar Suriah itu juga akan berceramah di Kampus IAIN Ar-Raniry Darussalam. Ia juga akan mengunjungi sejumlah pesantren.

Sheikh Ahmad juga akan meninjau secara langsung hasil rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascamusibah gempa bumi dan tsunami yang terjadi 26 Desember 2004. Kunjungan ke Aceh ini merupakan rangkaian kunjungan Sheikh Ahmad ke Indonesia. Selama di Tanah Air, ia juga akan berceramah di Universitas Islam Negeri Jakarta dan Yogyakarta.

Kedatangan tamu setingkat menteri dari Suriah ke Indonesia tersebut sebagai kunjungan balasan, setelah sebelumnya Menag RI Maftuh Basyuni ke Suriah tahun lalu. Juniazi menyatakan, kunjungan Mufti besar Suriah itu ke Indonesia, khususnya ke Aceh akan lebih mempererat hubungan kerja sama yang sudah terjalin baik selama ini.

Ketika ditanya kerja sama apa saja yang bisa dilakukan, ia menyatakan kemungkinan saja ada kerja sama antara Suriah dengan Aceh, seperti bidang pendidikan dan agama. Suriah yang beribu kota Damaskus adalah negara yang terletak di Timur Tengah, yang berbatasan dengan Turki di sebelah utara, Irak di timur, Laut Tengah di barat dan Yordania di selatan./suaramedia.



0 komentar:

Posting Komentar