Herman Ibrahim: KIB Jilid II Lebih Liberal

Presiden Susilo Bambang Yudhono semalam, Rabu (21/10/09) telah menyebutkan nama-nama calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Rencananya siang ini, Kamis (22/10/09) SBY akan melantik 34 nama menteri dan 3 orang pejabat setingkat menteri.

Banyak harapan masyarakat terhadap pemerintahan SBY selama lima tahun kedepan, namun bagi pengamat politik Herman Ibrahim yang dihubungi Alhikmahonline, Kamis (22/10) KIB jilid II ini tidak membawa perubahan yang berarti untuk masyarakat.

“Perubahan sih ada tapi mungkin bukan secara ideologi, namun secara financial ada manfaatnya yaitu pemasukan bagi para partai politik yang anggotanya masuk dalam jajaran kabinet”. Katanya.

Apalagi menurut Herman beberapa nama menteri memiliki pandangan liberal dan tidak loyal terhadap Indonesia.

“Sebut saja Menteri Kesehatan yang berencana melakukan kerjasama dengan Namru. Padahal kita tahu bahwa Namru adalah lembaga intelejen milik Amerika Serikat. Kemudian ada juga Menteri yang di organisasi sebelumnya sering main mata dengan Israel. Di tim ekonomi juga ideologinya sangat liberal. Jadi jelas bahwa struktur cabinet saat ini ideologinya kapitalis” tegasnya.

Ketika disinggung mengenai tidak diakomodirnya NU dan Muhammadiyah dalam susunan kabinet ini, Herman mengatakan bahwa kedua ormas ini adalah bagian dari masa lalu yang sudah mendapat fasilitas banyak dari Negara. Sedangkan mengenai terwujudnya kepentingan Umat Islam dalam kabinet ini, dirinya pesimis.

“Saya tidak yakin para politisi dari Partai Islam akan bekerja berdasarkan ideologinya. Tidak ada yang bisa diharapkan dari partai Islam, yang anggotanya masuk dalam jajaran kabinet. Untuk program 100 hari pun saya masih ragu mereka akan berpihak pada masyarakat, karena 20 menteri yang ada adalah orang-orang baru pada bidangnya (menyebutkan satu nama_red), jadi untuk belajar pada bidangnya saja butuh waktu lebih dari 3 bulan” tutur Herman.

Menurutnya kondisi Umat Islam saat ini seperti yang dikatakan Rasulullah yaitu seperti buih di lautan dan mudah terombang-ambing.

“Perubahan memang ada yaitu lebih liberal, demokrasi menjadi jargon dan Umat Islam kehilangan sosok pemimpin yang diharapkan. Untuk kabinet tidak ada yang mau saya sampaikan, karena sudah hopeless (pasrah_red). Saya cuma minta masyarakat bisa mengkritik terutama anak-anak mudanya dan mengawasi jalannya pemerintahan” harapnya./Alhikmahonline


0 komentar:

Posting Komentar