TUC Boikot Israel, Tidak Seperti Kadin Indonesia

Seruan boikot terhadap Israel cukup gencar dilakukan oleh orang Barat, sementara Indonesia memilih selingkuh dengan Israel

Hidayatullah.com--Berbeda dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia yang semangat membangun kerjasama dagang dengan Israel--sampai-sampai dilakukan secara sembunyi-sembunyi, TUC di Inggris justru menyerukan boikot besar-besaran terhadap Israel.

Trades Union Congress (TUC) Inggris Kamis lalu mengakhiri kongres di Liverpool yang membahas gerakan boikot atas barang-barang Israel yang harus dilakukan oleh anggotanya, terutama untuk produk-produk pertanian.

Fire Brigades Union (FBU) mengajukan mosi dalam konferensi itu, yang isinya menuntut agar semua perdagangan senjata dengan Israel dihentikan.

Mosi itu mengecam pemerintah Israel yang menyerang Gaza awal tahun ini, dan menyeru agar diberlakukan larangan impor barang-barang yang diproduksi di pemukiman ilegal Israel, di wilayah jajahan mereka.

Mosi FBU itu sempat menuai kontroversi, yang kemudian dibawa pada pertemuan Dewan Umum TUC. Pembahasannya cukup menegangkan, mengingat pimpinan sebuah serikat sempat mengeluarkan kata-kata kasar kepada seorang pejabat TUC.

Di sisi lain, serikat GMB mengajukan amandemen guna mencairkan mosi FBU. Pemimpin GMB Paul Kenny menyebut mosi FBU itu sebagai "sangat memecah belah."

Mick Shaw, presiden FBU, mengatakan bahwa perserikatan dagang Palestina mengharapkan adanya tekanan internasional terhadap Israel. Seraya menambahkan, "Salah satu cara yang paling efektif adalah boikot, yang berarti diakhirinya perdagangan senjata dan barang-barang yang dihasilkan di wilayah pemukiman ilegal Israel, menghentikan kesepakatan dagang Uni Eropa-Israel, dan melakukan boikot oleh konsumen."

Hugh Lanning, ketua Kampanye Solidaritas Palestina mengatakan, "Perserikatan ini mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel, guna mewujudkan perdamaian dan keadilan di wilayah itu, yang berarti termasuk melakukan boikot oleh para konsumen atas barang-barang produksi Israel."

TUC merupakan sebuah organisasi di Inggris yang terdiri dari dari 58 serikat kerja yang mewakili hampir 7 juta pekerja dari berbagai sektor. Mereka berupaya untuk mewujudkan keadilan di tempat kerja dan keadilan sosial di dalam maupun di luar negeri. Mereka juga membangun hubungan dengan partai-partai politik, kalangan bisnis, komunitas lokal dan masyakat secara luas.

Pada kongres yang berlangsung tanggal 14-17 September itu, TUC antara lain menghasilkan empat poin kesepakan terkait Gaza untuk disampaikan kepada pemerintah Inggris.

Mereka mengecam agresi militer dan blokade atas Gaza yang masih terus berlangsung. Menuntut diakhirinya penjualan senjata ke Israel yang nilainya mencapai £18,8 juta di tahun 2008, yang meningkat dari £7,7 juta di tahun 2007. Meminta pemerintah membuat kesepatakan dengan Uni Eropa agar melakukan larangan impor barang-barang yang dibuat di wilayah pendudukan Israel. Dan mendukung gerakan untuk menangguhkan EU-Israel Association Agreement yang memberikan fasilitas dagang kepada Israel.

Apa yang dilakukan TUC itu seharusnya memberikan rasa malu kepada pemerintah Indonesia, sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim dan berikrar bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Kebalikan dengan TUC, pemerintah Indonesia sekarang ini malah semakin gencar melakukan kerjasama dengan Israel, meskipun secara sembunyi-sembunyi. Kerjasama dagang dan pertanian sudah sejak lama dijajaki, dan sekarang semakin diintensifkan. Berita mengenai hal ini bisa dibaca antara lain di Hubungan Israel-Indonesia Diusahakan Tak Terbuka dan Delegasi Israel Melakukan Kunjungan Resmi ke Indonesia [di/pam/www.hidayatullah.com]

0 komentar:

Posting Komentar