Muslim Jerman Tuntut Keadilan dan Persamaan Hak


Muslim Jerman menaruh harapan besar atas terpilihnya kembali Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman untuk kedua kalinya. Mereka berharap pemerintahan Merkel mau melihat keberadaan komunitas Muslim di Jerman dengan cara pandang yang lebih positif dan tidak menganggap komunitas Muslim sebagai ancaman bagi negara.

Merkel bakal memimpin Jerman selama empat tahun ke depan, setelah koalisi partainya Christian Democrats (CDU) dengan Christian Social Union (CSU) memenangkan pemilu dengan perolehan suara 33,8 persen. Menyusul kemenangannya, kanselir beraliran konservatif yang dijuluki "The Most Powerful Woman on Earth" oleh majalah Forbes ini, kini sedang menggalang koaliasi kanan-tengah dengan partai Free Democrats (FDP) yang didominasi para pengusaha.

Meski tidak bisa dibilang baru, komunitas Muslim di Jerman berharap pemerintahan periode kedua Merkel juga memberikan perhatian yang layak bagi kepentingan warga Muslim, terutama dalam masalah kesetaraan dan keadilan terhadap komunitas Muslim sebagai bagian dari warga negara Jerman.

Harapan itu dilontarkan Nadeem Elias, ketua Supreme Council of Muslims di Jerman. "Kami menginginkan Kanselir Merkel dan pemerintahan barunya memberikan keadilan bagi kami. Kami ingin pemerintahan baru ini adalah pemerintahan untuk semua lapisan masyarakat tanpa melihat latar belakang etnis, agama dan perbedaan budaya. Setiap warga negara harus merasa bahwa kepentingan mereka dilindungi oleh pemerintah," papar Elias.

Harapan serupa diungkapkan Direktur Islamic Assembly, Ibrahim Al-Zayyat. Ia berharap pemerintahan baru nanti memberikan perhatian yang lebih besar pada masalah-masalah umat Islam, terutama membuka kesempatan yang sama bagi komunitas Muslim dalam lapangan pekerjaan dan lembaga-lembaga pemerintahan.

Para pemuka Muslim di Jerman menginginkan pemerintahan baru Merkel bisa mengubah pendekatannya dengan komunitas Muslim. "Keberadaan komunitas Muslim jangan lagi dianggap sebagai ancaman terhadap negara dan sumber ketidakstabilan keamanan. Pemerintah harus bisa berubah dan menjadikan komunitas Muslim sebagai komunitas yang juga potensial memberikan kontribusi bagi pembangunan di Jerman," tukas Elias.

Ia meminta pemerintahan baru nanti tidak hanya fokus untuk membuat undang-undang yang membatasi hak-hak warga Muslim dan melanggar privasi komunitas Muslim, tapi juga harus melakukan pendekatan yang bisa menimbulkan pandangan yang psoitif terhadap warga Muslim.

Sementara Al-Zayyat menginginkan pemerintahan baru Merkel juga memberikan peluang yang sama bagi komunitas Muslim dalam bidang sosial dan politik serta keagamaan, seperti yang diberikan pada penganut Kristen dan Yudaisme di Jerman.

Al-Zayyat meminta pemerintahan baru Merkel mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi di Jerman, mengijinkan mata pelajaran tentang Islam di sekolah-sekolah, memberikan kesempatan yang adil bagi komunitas Muslim di media-media massa dan mendorong dewan-dewan kota di Jerman untuk memfasilitasi dan memberikan ijin pembangunan masjid.

Islam adalah agama ketiga terbesar di Jerman setelah Protestan dan Katolik. Saat ini terdapat kurang lebih 4 juta warga Muslim di Jerman. Seperti kebanyakan di negara-negara non-Muslim, warga Muslim Jerman masih menghadapi kendala klasik berupa kecurigaan dan diskriminasi.

Seorang imigran Muslim asal Libanon, Maged El-Saeda mengaku skeptis bahwa pemerintahan baru Jerman mau mendengarkan aspirasi dari komunitas Muslim. Menurutnya, situasi bagi komunitas Muslim justeru akan bertambah sulit. Meski demikian, El-Saeda berharap kekhawatirannya itu salah.

"Saya harap pemerintah baru Jerman akan membuktikan bahwa anggapan saya itu salah dan mereka menerapkan kebijakan yang lebih baik bagi komunitas Muslim dan para imigran di negeri ini," harap El-Saeda. (ln/iol)
eramuslim

0 komentar:

Posting Komentar