Bank Islam Malaysia Bhd, yang merupakan bank Islam negeri jiran paling tua, sedang dalam pembicaraan untuk mengambil alih saham yang dimiliki pesaingnya dari luar negeri, sebagai bagian dari rencana ekspansi jangka panjang.Datuk Seri Zukri Samat, managing director-nya mengatakan, kreditur dari pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa bank Islam di Asia tenggara dari waktu ke waktu. Namun hingga saat ini belum ada yang terwujud.
"Untuk menikah, bukan hanya gadisnya yang harus menyukaimu, tapi mertua, saudara laki-laki dan perempuannya juga harus menyukaimu. Jadi ini tidak mudah. Kami masih melakukan pembicaraan," kata Zukri di Kuala Lumpur (29/1).
Sekarang ini, Bank Islam Malaysia lebih berminat untuk membeli saham pengendali yang ada di bank Islam lainnya, dan akan mempertimbangkan untuk membeli saham strategis dalam jumlah kecil, itupun jika mereka bisa memainkan peran kunci dalam operasionalnya. Meskipun Zukri menolak untuk memberitahukan dengan siapa pihaknya melakukan pembicaraan, ia mengatakan bahwa kreditur mereka lebih berminat dengan bank Islam di Indonesia dibanding dengan yang ada di negara lain.
"Pasar di sana sangat menarik. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, jika Anda ingin mengembangkan bank Islam, maka itu adalah negara yang tidak bisa Anda kasusampingkan," katanya.
Ekspansi luar negeri yang dilakukan bank itu merupakan bagian dari cetak biru baru mereka, yang disebut dengan Rencana Pertumbuhan Berkelanjutan. Rencana itu mulai dijalankan sejak Juli tahun lalu.
Bank Islam Malaysia juga sedang mengembangkan pasar domestiknya. Target mereka antara lain pertumbuhan pinjaman sebesar 10 persen di semester kedua (tahun buku berakhir 30 Juni 2010). Dan memperbanyak jumlah kantor cabang menjadi 115 sebelum pertengahan tahun ini./hidayatullah.
0 komentar:
Posting Komentar