Protes Tembok Baja, Seorang Anggota Parlemen Mesir Mundur

Seorang anggota parlemen Mesir, Talaat Sadat, mengundurkan diri sebagai protes atas keputusan parlemen negara ini terkait pembangunan tembok baja di perbatasan Jalur Gaza.

Sebagaimana dilaporkan Press TV, Anggota Komisi Pertahanan dan Keamanan Parlemen Mesir, Talaat Sadat  Ahad, (10/1) mengatakan, "Mengingat keputusan pemerintah Kairo untuk membangun tembok baja tidak legal, maka Komisi Pertahanan dan Keamanan Parlemen bertanggung jawab atas kebijakan tersebut."
Ditambahkannya, Ketua Parlemen telah mengabaikan tanggung jawab para anggota dewan atas keputusan itu.

Lebih lanjut, Talaat menuturkan, anggota parlemen yang menentang keputusan tersebut berkeyakinan bahwa Kairo harus menghormati tanggung jawab yuridis dan politisnya terhadap 1,5 juta warga Palestina di Jalur Gaza.

Pembangunan tembok baja membuat warga Gaza tidak mampu lagi memasok bahan pangan dan kebutuhan lainnya melalui terowongan.

Sebagaimana diketahui, Mesir telah mengintensifkan pembangunan tembok permanen yang akan memisahkan negara itu dari Jalur Gaza.  Jika sesuai rencana, maka tembok pembatas setinggi 18 meter ini, akan rampung dalam waktu 18 bulan.

Keputusan pemerintah Mesir membangun tembok baja di sekitar Jalur Gaza, Palestina, menuai protes berbagai pihak. Puluhan ulama dari partai politik Islam Sunni, belum lama ini menggelar unjuk rasa dengan duduk di depan Kedutaan Besar Mesir di Beirut, Libanon. Aksi ini dilakukan guna menuntut pemerintah Mesir segera menghentikan proyek pembangunan tembok yang dipercayai untuk memblokade segala aktivitas dari Jalur Gaza.

Sebelumnya Ahad lalu, seorang ulama Arab Saudi, Syeikh Dr. Yusuf bin Abdullah al Ahmad, anggota dewan pengajar Universitas Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, memfatwakan haramnya pembangunan tembok baja untuk mencegah pasokan bantuan untuk kaum muslimin di Jalur Gaza melalui terowongan-terowongan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza - Mesir.

Dalam fatwa nomor (35413), yang  diterbitkan oleh situs Nurul Islam hari  Jumat (1/1), al Ahmad menegaskan bahwa pembangunan tembok baja haram berdasarkan syariat dan termasuk dosa paling besar di dalam Islam. Karena di dalamnya ada loyalitas kepada orang-orang kafir melawan kaum muslimin, di dalamnya juga ada kedzaliman dan ketidakadilan terhadap saudara-saudara Muslim kita di Gaza, serta untuk mengisolasi dan mencekik mereka./hidayatullah.

0 komentar:

Posting Komentar