Israel dan Mesir Sepakat Bangun Pembatas



Israel menyetujui rencana pembangunan pembatas permanen di sepanjang perbatasan dengan Mesir untuk menghalangi masuknya migran ilegal dan militan, Minggu 10 Januari 2010. Pembatas wilayah akan dibangun di dua area perbatasan, yakni di kota Eilat di Laut Merah dan di tepi Jalur Gaza.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, keputusan tersebut diambil untuk melindungi karakteristik Yahudi dan demokrasi Israel. Namun, para pengungsi dari zona konflik tetap diperbolehkan untuk mendaftar izin masuk.
"Kita tidak bisa membiarkan puluhan ribu pekerja ilegal masuk ke Israel melalui perbatasan selatan dan membanjiri negara kita dengan orang-orang ilegal," kata Netanyahu seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC.

Netanyahu mengatakan, pembatas itu akan berdiri sepanjang 266 kilometer. Pembangunan diperkirakan memakan anggaran  US$270 juta dan perlu waktu dua tahun.

Sedangkan sumber keamanan Mesir mengatakan, Israel belum memberitahukan rencana konstruksi pembatas itu kepada Mesir. Namun, Mesir tidak keberatan dengan pembangunan tersebut asalkan pembatas itu dibangun di tanah Israel.

Beberapa tahun belakangan, ribuan migran memasuki Israel melalui Mesir. Sedikitnya 17 migran yang kebanyakan asal Afrika, tewas dibunuh polisi Mesir sejak Mei 2009.

Kepolisian Mesir berdalih mencoba mengentikan perdagangan manusia. Banyak dari mereka yang menyeberang secara ilegal dari Mesir ke Israel berasal dari Eritrea, disusul oleh Ethiopia dan Sudan.

Israel sudah membangun pembatas di Tepi Barat yang menuai kontroversi. Alasan Israel membangun pembatas itu adalah untuk melindungi warga Israel dari serangan militan.

Palestina menganggap pembatas itu merupakan tindakan untuk merebut tanah mereka. Pada 2004, Mahkamah Pengadilan Internasional (ICC) di Hague, Belanda, mengeluarkan saran agar pembatas itu dicabut karena ilegal./viva

0 komentar:

Posting Komentar