PONTIANAK--Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq mengajak umat muslim di Provinsi Kalimantan Barat untuk bersatu dan mengingatkan agar konflik Sambas tidak terulang kembali.
"Kami sangat sedih atas konflik yang terjadi sesama umat muslim di Sambas tahun 1999. Cukuplah penderitaan pahit yang dirasakan umat muslim yang berkonflik itu dan semoga tidak terulang kembali," kata Habib Muhammad Rizieq saat berceramah pada haul akbar pendiri Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien, almarhum Habib Sholihin Al Hadad, ke-28 tahun di Kabupaten Kubu Raya, Senin (11/1).
Ia mengajak, umat Islam untuk bersatu dan tidak mudah terpancing oleh provokator yang ingin memecah Islam. "Umat muslim tidak memandang suku, apakah itu Madura, Melayu, Dayak, Jawa, Batak, Bugis dan lain-lain, tetap bersaudara kalau sudah satu akidah yaitu Islam," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak masyarakat Kalbar untuk bergabung menjadi anggota FPI. "Kalau tidak mau bergabung juga tidak masalah. Minimal mendukung perjuangan FPI, tetapi kalau masih juga enggan kami minta tutup mulut dan jadi penonton yang baik," kata Habib Rizieq.
Penonton yang baik, maksud Habib Rizieq, yaitu ketika FPI memberantas tempat pelacuran, perjudian, maksiat dan lainnya minimal didukung atau tidak memberikan komentar yang memojokkan FPI, katanya.
Ia menyatakan, FPI saat ini sedang berjuang keras untuk membubarkan aliran yang ingin menyesatkan Islam yaitu Ahmadiyah. "Ketika kami berusaha membubarkan Ahmadiyah di bumi Indonesia negara luar seperti Amerika Serikat turut campur dengan menuduh kami melanggar HAM (Hak Asasi Manusia)," katanya.
Oleh karena itu FPI perlu dukungan, minimal jadi penonton yang baik. Ia juga berpesan kepada para ulama untuk tidak saling menghujat antarulama karena bentuk perjuangan dalam Islam ada tiga, yaitu melalui dakwah, hisbah dan jihad.
Dakwah menyampaikan ataupun mengajak dengan cara lembut, hisbah suatu perintah yang mulai keras dan tegas. Sementara jihad keras ataupun suatu persoalan yang harus ditempuh dengan perang dan mungkin dengan terpaksa menghilangkan nyawa manusia, jelasnya.
Sehingga dalam perjuangan yang terbagi tiga itu umat muslim tidak perlu bertentangan karena masing-masing memilih jalannya sendiri-sendiri. "Alangkah baiknya kalau para ulama bisa menerapkan ketiga tersebut seperti Nabi Muhammad SAW. Tetapi untuk itu sekarang sudah sulit dilakukan oleh karenanya umat muslim harus bersatu," kata Habib Rizieq.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengutuk keras perlakukan biadab yang dilakukan oleh Israel dan kroninya terhadap umat Islam di Bosnia. "Mereka melancarkan serangan ke masyarakat Bosnia dianggap kebijakan, tetapi giliran umat muslim melawan disebut kejahatan atau teroris. Apakah itu yang disebut negara-negara yang menjunjung HAM," kata Habib Rizieq./republika
0 komentar:
Posting Komentar