Wisata Dakwah Muslimah Papua

Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dan Badan Koordinasi Majelis Ta'lim (BKMT) Kabupaten Raja Ampat Papua Barat, bekerjasama mengadakan wisata dakwah ke ibu kota Jakarta. Wisata ini sudah berjalan sejak beberapa hari ini di Jakarta.

Hari Rabu (13/01) rombongan ini bersilaturrahim ke markas Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Kramat Raya Jakarta Pusat. Mereka disambut meriah oleh ibu-ibu dari muslimah Dewan Dakwah.
Wisata dakwah ini dikuti sebanyak 50 orang ibu-ibu majelis ta'lim dari Papua Barat, khususnya muslimah dari Kabupaten Raja Ampat.  Yang spesial, rombongan majelis taĆ¢€™lim ini langsung dipimpin oleh istri Wakil Bupati Raja Ampat Markus Wanma, M.Si.

Rombongan yang didominasi paras khas wanita Papua ini, dalam semua kegiatannya, sumber pembiayaan sejak keberangkatan hingga kembali, merupakan kontribusi penuh dari kocek Markus Wanma.

"Ini atas dukungan dari Bupati sendiri, langsung. Kita bersyukur, di daerah kami agama itu sudah seperti agama keluarga," cetus Ketua AFKN Raja Ampat Alfaris Labagu, MH.

Labagu yang ditemui Hidayatullah.com di sela-sela acara, mengatakan, kegiatan wisata dakwah tersebut untuk menjalin silaturrahim dengan majelis ta'lim yang lain yang ada di Jakarta. Selain itu, lanjut Labagu, wisata ini juga untuk saling berbagi pengalaman antar-pegiat majelis-majelis ta'lim.

"Sekaligus mereka belajar menggali pengalaman selama wisata ini. Juga yang belum pernah naik pesawat, biar bisa naik pesawat," tambah Labagu, dengan logat timur yang kental.

Dijelaskan Labagu, kini Kabupaten Raja Ampat memiliki populasi muslim sebanyak lima puluh persen, selebihnya pemeluk agama lain. Angka itu, jauh menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal daerah ini dulunya adalah wilayah yang memiliki penduduk mayoritas muslim, sebab statusnya sebagai salah satu peninggalan kerajaan Islam Tidore.

"Mulai mengalami penyusutan sejak dilakukan pemekaran kabupaten. Sehingga banyak warga lain masuk ke Raja Ampat ini, yang kemudian menambah populasi agama lain di sana," jelas pria tambun yang juga Kepala Dinas Keuangan Kabupaten Raja Ampat ini.

Lebih jauh dijelaskan Labagu, meskipun keadaannya seperti itu, kehidupan beragama di Raja Ampat sangatlah kondusif. Agama bagi masyarakat Raja Ampat, tidak akan memisahkan rasa kekeluargaan di antara mereka.

"Jadi di sana biasa ada dibilang agama keluarga. Dalam satu keluarga ada berbagai macam agama, tapi tetap sangat menjaga kekerabatan. Kristen, misalnya, itu mereka punya piring sendiri. Untuk yang muslim, mereka juga sudah sedia," tukas Labagu./hidayatullah.

0 komentar:

Posting Komentar