Kantor berita ABC News melaporkan hasil investigasi mereka yang menyatakan bahwa mereka menemukan tanda kode yang bereferensi ke pasal-pasal yang ada di dalam Injil Perjanjian Baru pada senapan berkekuatan tinggi yang dibikin oleh perusahaan yang berbasis di Michigan untuk militer AS.
Tanda berupa kode tersebut digunakan oleh pasukan AS yang berada di Irak dan Afghanistan dan pada dalam pelatihan bagi tentara Irak dan Afghanistan. Pembuat tanda kode itu, Trijicon memiliki kontrak senilai 660 juta dolar pertahun untuk menyediakan hingga 800.000 tanda kode pada korps marinir AS, dan mereka juga menerima kontrak tambahan untuk membuat tanda berupa kode pada pasukan AS.
Militer AS sebenarnya secara resmi melarang menggunakan atau membawa simbol-simbol agama apapun pada operasi militer mereka di Irak ataupun di Afghanistan, hal ini dilakukan untuk menghindari kritikan terhadap militer AS yang dituduh telah melakukan "perang salib" di kedua wilayah tersebut untuk melawan Al-Qaidah dan para militan.
Salah satu kutipan pada salah satu senapan adalah 2COR4:6, kode ini jelas mengacu pada Korintus II 4:6 Perjanjian Baru yang berbunyi: "Karena tuhan, yang memerintahkan terang untuk bersinar keluar dari kegelapa, dam sinar tersebut telah menyinari dalam hati kita, untuk memberikan terang yang berupa pengetahuan kemuliaan tuhan di wajah yesus kristus."
Referensi lain termasuk kutipan dari kitab-kitab Wahyu, Matius dan Yohanes yang terkait dengan Yesus sebagai "terang dunia." Sedangkan Yohanes 8:12, tertulis pada senapan lain dengan kode JN8: 12, yang berbunyi, "barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Perusahaan Trijicon yang dikonfirmasi oleh ABC News menyatakan bahwa penambahan kode-kode berupa bagian-bagian yang berasal dari Injil itu, untuk di jual kepada militer AS.
Tom Munson, direktur penjualan dan pemasaran perusahaan Trijicon, yang berbasis di Wixom, Michigan, mengatakan bahwa kode tersebut "selalu berada di sana" dan mengatakan tidak ada yang salah atau melanggar hukum dengan menambahkan kode-kode itu. Munson mengatakan masalah ini telah dibesar-besarkan oleh kelompok yang "bukan Kristen."
Perusahaan telah mengatakan bahwa penambahan kode injil itu dimulai di bawah pendirinya, Glyn Bindon, seorang Kristen taat asal Afrika Selatan yang tewas dalam kecelakaan pesawat tahun 2003./eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar