Komunitas peneliti Zionis Israel sangat prihatin dengan terpilihnya Dr.Muhammad Badi menjadi Mursyid 'Am Ikhwanul Muslimin di Mesir, mereka mencatat bahwa pandangan-pandangan garis keras akan semakin meningkat, yang mereka sebut "ekstrimisme" dalam gerakan Ikhwan - yang akan berakibat serius tidak secara langsung ke Tel Aviv.
Mantan duta besar Israel di Kairo - Zvi Mzaiil - yang juga seorang ahli strategis dari pusat studi politik dan publik Yerusalem menyatakan bahwa pemilihan Dr Badi menduduki jabatan tertinggi di dalam organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai pengganti Dr.mahdi Akif - akan semakin meningkatkan konflik antara generasi tua yang mewakili garis kaum konservatif di dalam gerakan Ikhwan dan generasi baru yang mewakili kaum reformis yang dipimpin oleh mantan wakil Mursyid 'Am Muhammad Habib.
Mzaiil mengklaim bahwa pemilihan Badi datang untuk menyelesaikan konflik ini dan situasi seperti ini akan tetap berada di dalam tubuh gerakan Ikhwan, paling tidak untuk beberapa tahun ke depan, mengingat gerakan akan tetap pada posisi isu-isu tertentu pada model tindakan melawan rezim yang berkuasa Mesir.
Dia memperingatkan bahaya posisi Ikhwanul Muslimin terkait Israel, karena merupakan sumber inspirasi bagi seluruh cabang-cabang organisasi Ikhwan di seluruh belahan dunia, bahkan di dalam Israel itu sendiri, yang diwakili oleh Gerakan Islam yang dipimpin oleh Sheikh Raed Salah.
Kekalahan kaum reformis
Mzaiil dalam studinya menekankan akan kepatuhan anggota terhadap Ikhwanul Muslimin di Mesir kepada Maktab Irsyad Ikhwanul Muslimin, yang didominasi oleh mantan militan dari "anak-anak" dari gerakan ini.
Ia mengklaim bahwa gerakan reformasi saat ini menerima pukulan yang besar, melalui keluarnya simbol-simbol Maktab Irsyad seperti Muhammad Habib dan Dr Abdel Moneim Abul-Fotouh.
Dalam pantauan Mzaiil tentang biografi Dr Muhammad Badi, ia merinci kehidupan Badi sejak kecil, sejak pertama kali gerakan Ikhwan di dirikan dan bahkan sekarang sebagai pemimpin gerakan Islam terbesar di dunia yang menentang Israel dan hal ini jelas menjadi ancaman nyata bagi Israel.
Ia menyatakan bahwa Badi merupakan tokoh "ekstrimis" di tubuh Ikhwan dan Badi merupakan salah satu murid terkemuka dari Sayyid Quthb - tokoh ideolog Ikhwan terkenal. Dan dalam beberapa studi tentang posisi politik Badi terhadap Zionis, Badi dengan tegas mendukung bagi terbentuknya Khilafah Islamiyah.
Studi Mzaiil menyatakan bahwa Israel mendapat ancaman nyata berasal dari gerakan Ikhwanul Muslimin apalagi dengan terpilihnya Dr.Muhammad Badi sebagai Mursyid 'Am Ikhwan, dan menuduh para pejabat Ikhwan anti-Semit, yang berusaha untuk menghapuskan perjanjian Camp David dan mengusir duta besar Israel dari Kairo./eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar