Deras dan tingginya arus banjir bandang yang sejak Rabu (20/1) lalu meredam wilayah Provinsi Sinai Utara dan El-Arish, Mesir, rupanya tak hanya berdampak pada hancurnya rumah dan bangunan-bangunan di wilayah tersebut, tetapi juga merontokkan proyek tembok logam yang dibangun dan ditanam di sepanjang wilayah perbatasan Mesir-Gaza.
Selain menenggelamkan proyek 'tembok logam Gaza' yang ditanam pemerintahan Mesir sejak bulan lalu, banjir juga menghancurkan proyek 'pelabuhan keamanan' yang juga dibangun di wilayah perbatasan. Akibatnya, prosesi pembangunan dua proyek tersebut menjadi terhenti.
Surat kabar independen Mesir, al-Mashry al-Youm (22/1) melansir, banjir di wilayah El-Arish terhitung sangat parah, karena menggenangi hampir seluruh wilayah tersebut, mulai dari Timur hingga Barat. Ketinggian banjir bahkan menenggelamkan puluhan rumah dan komplek wisata.
Pemerintah provinsi El-Arish pun mengevakuiasi ratusan warga yang kehilangan tempat tinggal mereka di masjid-masjid, rumah sakit, dan sekolah-sekolah di bagian wilayah provinsi yang 'selamat' dari banjir.
Banjir juga menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan internasional yang tengah didistribusikan untuk penduduk Gaza melalui pintu gerbang Rafah dan kota Shaikh Zayed, yang masih berada di dalam wilayah El-Arish.
Selain menerjang wilayah Timur Laut Mesir, banjir juga menggenangi beberapa wilayah Selatan negara itu, yaitu provinsi Aswan dan El-Menya. Beberapa pakar cuaca dan geologi mengatakan, banjir bandang ini diakibatkan oleh memburuknya cuaca secara ekstrim dan derasnya curah hujan. Banjir dengan kadar ketinggian dan kederasan semacam ini juga tercatat sebagai yang pertamakalinya sepanjang sejarah Mesir modern./eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar