
"Wahid membuat langkah baru dengan pertama kali mengunjungi Israel pada 1994," kata JTA. Laman berita itu juga menyebut bahwa Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang berupaya mendekatkan umat Muslim dengan kaum Yahudi.
Menurut JTA, Gus Dur bersama yayasan yang memperjuangkan Islam moderat, LibForAll Foundation, dan Simon Wiesenthal Center dari Israel menggelar Konfrensi Holocaust (isu pembasmian kaum Yahudi) di Bali pada 2007. Konfrensi itu dihadiri sejumlah saksi hidup yang selamat dari Holocaust masa Perang Dunia Kedua dan para ulama Yahudi dan Muslim.
Dalam konfrensi itu, Gus Dur menyebut Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad sebagai seorang pembohong karena menyangkal adanya Holocaust.
Saat diwawancara oleh JTA pada 2008, Gus Dur mengaku hatinya tergerak dengan penderitaan kaum Yahudi. Saat menjadi mahasiswa di Irak pada 1969, Gus Dur mengaku melihat sejumlah teman Yahudi menderita penganiayaan.
"Dia waktu itu masih ingat pernah berucap kepada seorang temannya dalam suatu pemberantasan anti-Yahudi, 'Ini bukan hanya nasib kalian, namun juga nasib saya,'" demikian JTA mengutip wawancaranya dengan Gus Dur.
Sementara itu, saat memimpin upacara pemakaman Gus Dur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa almarhum telah menyuarakan dan melembagakan kehormatan pada kemajemukan yang bersumber pada perbedaan.
"Disadari atau tidak, beliau adalah Bapak Pluralisme dan Multikultural di Indonesia," kata Yudhoyono./VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar