Joshua Salaam musisi rap band Native Deen mengatakan bahwa musik yang digelutinya tidak bersebrangan dengan statusnya sebagai seorang muslim. “Hal terpenting yang kita sampaikan adalah tentang dien (agama dalam bahasa arab) bahwa Islam sesuai untuk semua orang” Kata Salaam dalam wawancara khusus kepada Islamonline.
Dirinya menyatakan dari awal bandnya selalu menggunakan nama seperti Naeem Muhammad dan Abdul Malik Ahmad yang mencirikan bahwa rap juga bisa menjadi musik Islam yang alami.
“ Kita menginginkan sesuatu yang berkaitan dengan bahasa arab tapi tidak sulit untuk diucapkan. Kita juga menginginkan sesuatu dengan bahasa Inggris sehingga munculah nama Native Deen,” katanya mengenang.
Band dengan formasi tiga remaja muslim yang masih belia ini tergabung dalam komunitas Pemuda Muslim Amerika Utara (MYNA), yang kemudian bersama-sama menyalurkan apa yang mereka rasakan melalui musik dan menyebarkan ajaran Islam
“Di akhir kelulusan, kita mencoba melakukan pertunjukan,“ tutur Salaam.
Dengan kemampuannya menarik perhatian semua orang di kampus mereka mengeluarkan album CD music untuk didengarkan setiap orang di dunia.
“Selama lima tahun, kami melakukan tur atas nama Native Deen tanpa album, karena itu kami menyanyikan lagu rap yang biasa dinyanyikan di MYNA,” papar Salaam.
Tahun 2000, Salaam pindah dari Midwest ke Washington DC sehingga ketiga orang ini bisa berkumpul bersama dan keluar dari daerah mereka untuk melakukan rekaman.
“Kemudian tahun 2005 album Native Deen launching untuk pertamakalinya dan tahun 2007 kaset kedua hadir namun kami tetap menyanyikan lagu rap MYNA,” katanya.
Hingga pertengahan tahun, grup music hip hop tumbuh pesat di komunitas muslim Amerika mencapai tujuh juta penggemar.
Pesan Yang Disampaikan
Musik Native Deen tidak hanya berbicara tentang ajaran Islam yang ingin disampaikan namun juga tentang masalah sosial.
Banyak dari lagu mereka yang berbicara tentang masalah dan tantangan pemuda muslim Amerika yang harus dihadapi setiap harinya. Salah satu tantangannya adalah pacaran atau memiliki pacar atau hubungan antara lawan jenis.
“ Pemuda Amerika selalu memiliki pacar dan berpacaran, hal ini sudah menjadi budaya Amerika. Pemuda muslim menghabiskan masa kecil hingga kuliah tanpa pernah bersentuhan dengan laki-laki atau wanita yang bukan muhrimnya. Sehingga hal ini akan sulit bagi para pemuda untuk menemukan solusi dari masalah tersebut, karena budaya itu didukung oleh internet dan televisi,” urainya.
Salaam mengatakan tantangan lainnya adalah masalah obat-obatan dan geng, tidak ada hubungannya dan karena tinggal di Amerika atau Barat.
Saat ini Native Deen menikmati kehidupan dengan menjadikan penggemar sebagai seorang saudara sehingga sering terbuka untuk berbagi dan menjelaskan bagaimana menjadi muslim yang taat.
Selain tampil di Amerika mereka juga pernah mengunjungi Turki, Dubai, Wilayah Palestina dan Mesir. Bahkan, tahun 2006 mereka memenangkan Penghargaan Mahabba di Dubai yaitu sebuah perayaan bagi musisi dan artis yang memberikan inspirasi untuk perkembangan seni Islam./Alhikmahonline
0 komentar:
Posting Komentar