Ratusan Orang Dan Ribuan Rumah Jadi Korban Guncangan Gempa


Jakarta (SuaraMedia News) - Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Departemen Kesehatan mencatat hingga pukul 23:00 WIB jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang sebagian wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta dilaporkan sebanyak 35 orang.

Selain itu, menurut Kepala PPK Departemen Kesehatan Rustam S Pakaya di Jakarta, Rabu (2/9) malam, gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di 142 km barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, tersebut juga menyebabkan 422 orang terluka dan 40 orang hilang.

Jumlah korban meninggal dunia di Provinsi Jawa Barat dilaporkan sebanyak 34 orang dengan rincian enam orang di Kabupaten Bandung, 11 orang di Cianjur, empat orang di Garut, tiga di Kabupaten Tasikmalaya, dua orang di Kota Tasikmalaya, enam orang di Banjar dan satu orang di Sukabumi.

Goncangan gempa juga menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 38 orang terluka di DKI Jakarta.

Gempa juga mengakibatkan rumah penduduk dan bangunan publik rusak. Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat, kata Rustam, telah mengirimkan tim medis dan bantuan logistik yang dibutuhkan untuk menangani korban bencana. "Sampai sekarang keadaan masih terkendali," katanya.

Sementara itu, Ratusan pengungsi di Cianjur, Kamis (3/9), menempati ratusan tenda biru yang terbuat dari terpal plastik.

Bahkan untuk kali pertamanya, warga melakukan sahur di bawah tenda itu, menyusul gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di Samudera Hindia sekitar 142 km barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat.

Meskipun makan dengan lauk pauk seadanya, ratusan warga yang memilih diam di bawah tenda, tetap melakukan sahur dengan khusyuk. Mereka juga melakukan shalat subuh berjamaah di tempat yang sama. "Ini pertama kali kami dan ratusan warga lainnya, melakukan sahur dan shalat berjamaah di dalam tenda. Kami masih takut untuk diam di dalam rumah dan melakukan ibadah di masjid," kata Ibu Ipah (58), warga Kampung Cicepuk, Desa Pamoyanan.

Ipah bersama anak cucu dan menantunya, memilih diam di dalam tenda karena rumah permanen miliknya, sebagian besar rusak parah di bagian dinding dan atap. Hal serupa terlihat pula menimpa enam rumah permanen milik warga lainnya di desa tersebut. Sedangkan puluhan rumah milik warga berdinding bambu dan lantai kayu, tidak rusak sedikitpun.

"Hanya rumah permanen yang rusak parah, sedangkan rumah berdinding bambu berlantai kayu, tidak ada yang rusak," tutur Agus. Bahkan, ungkapnya, masjid yang baru dibangun beberapa bulan yang lalu, mengalami kerusakan cukup parah. Sebagian besar kaca jendela pecah dan bagian kubah retak di beberapa bagian.

"Itulah sebabnya banyak warga memilih melakukan ibadah di bawah tenda karena kondisi masjid di kampung kami rusak parah. Meskipun masjid itu baru dibangun beberapa bulan yang lalu," katanya.

Sementara itu, Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter yang mengguncang Tasikmalaya telah merusak puluhan ribuan rumah warga. Gempa ini juga merusak ratusan gedung pemerintahan.

"Tercatat sekitar 153 bangunan pemerintahan rusak," kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Priyadi Kardono saat dihubungi, Kamis 3 September 2009. Gedung pemerintahan yang rusak ini terdiri dari gedung sekolah, gedung pelayanan publik, dan fasilitas sosial lain.

Sementara itu, gempa ini telah merobohkan sekitar 8.885 rumah warga. Sedangkan sekitar 9.393 rumah warga yang mengalami rusak ringan.

Sebelumnya, jumlah korban gempa tercatat mencapai 44 orang tewas, 10 orang luka berat, dan 110 orang luka ringan. Sebanyak 530 warga saat ini masih mengungsi.

Gempa bumi yang juga terasa di Jakarta berlokasi di 142 km barat daya Tasikmalaya. Gempa ini terjadi di kedalaman 30 km dari permukaan laut dan berpotensi tsunami.

Gempa terjadi pukul 14.55 WIB ini berpusat pada titik 8,24 LS-107,32 BT.(kmp/vvn) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar