
ALHIKMAHONLINE.COM -- Jum'at Malam hingga Sabtu siang, (7-8/8) menjadi hari yang menenggangkan bagi masyarakat Dusun Beji, Desa Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Tim Densus 88 melakukan operasi penggerebekan di sebuah rumah penduduk yang diduga menjadi tempat berlindung Noordin M Top. Setelah sekitar 20 jam dikepung dari berbagai penjuru mata angin, sasaran yang diduga Noordin M. Top akhirnya tewas.
Namun kebenaran apakah seseorang yang tewas di rumah milik Mozahri, itu adalah Noordin M Top atau bukan masih perlu dibuktikan. Kesimpulan analisa pun diungkapkan Fauzan Al Anshari, Ketua Gerakan Nasional Anti Terorisme (GNAT) kepada Alhikmahonline via telepon Sabtu (8/8).
Menurutnya ada beberapa keganjilan yang perlu dijawab. Pertama terkait kebenaran jenazah yang tewas itu, apakah memang benar Noordin M Top atau bukan, karena ternyata tidak sehebat yang diopinikan oleh aparat bahwa Noordin adalah Amir (pemimpin-red) Al Qaidah Asia Timur.
“Selama ini kan Noordin diopinikan sebagai ahli pembuat bom bunuh diri, tapi anehnya kenapa ketika penyerangan itu terjadi nyaris tidak ada perlawanan yang berarti. Keganjilan berikutnya kenapa sendirian, tanpa pengawalan yang semula dikira ada 3-4 orang, kok ternyata cuma sendiri. Keganjilan lainnya terkait tempat persembunyian, kenapa tempatnya terpencil karena biasanya berbaur dan berada di tempat yang ramai sehingga tidak terdeteksi,” katanya geram.
Selain itu juga menurut Fauzan, yang juga diperlukan untuk menguak fakta ini adalah pendapat dan pernyataan istri Noordin M Top, Arina serta keluarganya di Malaysia. Sehingga, tidak terjadi misteri seperti Dr Azhari yang sulit untuk dikenali karena jenazahnya rusak.
“Kalaupun itu adalah Noordin M Top apakah menjamin bahwa tidak akan terjadi lagi pengemboman? Saya khawatir seperti ketika Dr Azhari yang katanya ditembak di Malang, tapi ternyata muncul lagi nama lainnya yaitu Noordin M Top. Khawatir akan ada nama tokoh-tokoh lain yang muncul dan di nyatakan sebagai kader dari Noordin sehingga ini terlihat sebagai sebuah proyek melawan terorisme, di mana Amerika dan Australia memberikan bantuan,” tambahnya.
Fauzan meyakini ini adalah sebuah konspirasi besar untuk menyudutkan Umat Islam, karena kondisinya berbeda ketika menangani koruptor. “Sangat dramatis, kenapa untuk menangani terorisme saja perlu di perlihatkan secara langsung bagaimana penggerebekannya? Saya melihat berbeda kondisinya ketika menghadapi koruptor kelas kakap yang jelas-jelas merugikan Indonesia hingga triliunan. Ada diskriminasi terhadap Umat Islam,” pungkas Fauzan.
(Erni Arie Susanti/Alhikmahonline)
sumber : alhikmahonline.com
0 komentar:
Posting Komentar