MUI: Klub Poligami Ada Sebagai Bentuk Perlawanan

Jakarta - Meski diperbolehkan dalam ajaran salah satu agama, namun poligami masih menjadi hal kontroversial di kalangan masyarakat sekarang ini. Karena itu munculnya klub poligami di Bandung dinilai dibentuk karena sebagai bentuk perlawanan.

"Karena adanya batasan di kalangan masyarakat. Sebagai bentuk perlawanan mereka karena merasa dibatasi," kata Sekretaris Komisi fatwa MUI Sulawesi Selatan Arifudin Ahmad.

Hal itu disampaikannya dalam acara rakornas Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI di Twin Plaza, Slipi, Jakarta, Sabtu (24/10/2009).

Menurut Arifudin, orang-orang yang berada dalam klub poligami tersebut merasa semakin dibatasi justru semakin membuka peluang untuk berbuat dosa dan semakin tumbuhnya pelacuran.

"Padahal dibolehkan oleh agama. Kalau kita lihat di jaman Rasulullah tahu kapan harus melakukan poligami kapan tidak," ujarnya.

Karena itu, berpoligami itu bisa dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu dengan beberapa syarat.

"Itu dalam konteks di dalam sebuah masyarakat yang banyak janda-janda tua dan banyak gadis yang tidak menikah di usia dewasa, kondisi perang, banyak anak yatim," tegasnya./detik



0 komentar:

Posting Komentar