Sejumlah sumber mengungkapkan salah satu rahasia dari tembok kematian yang dibangun oleh pemerintah Mesir di perbatasan dengan Jalur Gaza. Ada sebuah sistem perairan yang memang dirancang untuk membanjiri terowongan-terowongan di Gaza dan menenggelamkan siapapun yang coba-coba menggali terowongan baru.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa ada sejumlah lubang yang tengah digali di sisi perbatasan Palestina, dan ada pipa-pipa yang panjangnya mencapai 20 hingga 30 meter yang dimasukkan ke dalam lubang-lubang tersebut.
Pengerjaan pembangunan tembok tersebut dilaksanakan oleh para pekerja Mesir yang dipekerjakan oleh sejumlah “kontraktor Arab” seiring dengan kehadiran sejumlah insinyur asing di lokasi pembangunan tersebut.
Menurut keterangan sumber-sumber tersebut, sebuah pipa air utama sepanjang 10 kilometer akan dipergunakan untuk menghisap air dari laut dan kemudian didistribusikan ke serangkaian pipa yang dipendam di dalam tanah, yang terpisah sekitar 30 hingga 40 meter. Pipa-pipa tersebut kemudian akan dipergunakan sebagai barisan pertama “pertahanan” untuk menghabisi para penggali terowongan.
Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa pipa-pipa tersebut memiliki “pori-pori” dan secara berkala akan membasahi tanah, hal itu akan menyebabkan runtuhnya terowongan-terowongan yang sudah ada, mempersulit upaya untuk menggali terowongan yang baru dan menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap tanah di Palestina, sementara tanah Mesir tidak akan turut terpengaruh oleh efek-efek tersebut karena telah dilindungi oleh tembok besi Mesir.
Jalur Gaza, yang telah dikurung selama lebih dari tiga tahun, sepenuhnya bergantung kepada terowongan-terowongan tersebut untuk mendatangkan pasokan makanan, susu, bahan bakar dan berbagai kebutuhan pokok lainnya yang dikirimkan dari ujung terowongan yang ada di Mesir. Bukan hanya itu, Mesir juga mendapatkan keuntungan ekonomi dari terowongan-terowongan tersebut.
Pada hari Jumat (25/12) kemarin, warga Palestina menggelar unjuk rasa besar-besaran untuk menentang upaya Mesir dalam membangun tembok besi bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.
Pembangunan tersebut telah menelan satu orang korban pada hari Jumat. Menurut keterangan sejumlah sumber pasukan keamanan Palestina, ada seorang pria Palestina yang tewas tertimbun di dalam terowongan karena penggalian yang dilakukan oleh Mesir.
Dalam unjuk rasa tersebut, juru bicara Hamas, Hammad Ar-Ruqab, mendesak Kairo untuk membuka perbatasan Rafah dan memfasilitasi masuknya makanan dan bahan bangunan yang amat diperlukan untuk membangun kembali Gaza, yang luluh lantak karena agresi brutal Israel tahun lalu yang membuat ribuan rumah menjadi puing-puing.
“Kami, dari gerakan Hamas, merasa amat terkejut dengan pembangunan tembok (Mesir) yang telah mengabaikan aturan-aturan diplomatik. Mesir membangun tembok untuk memisahkan negaranya dan Jalur Gaza, justru dalam periode waktu yang amat peka,” kata Ar-Ruqab sebagaimana dikutip oleh kantor berita Ma’an.
Sejumlah pemberitaan yang beredar pada bulan Desember menyebutkan bahwa Mesir tengah membangun tembok bawah tanah yang memiliki kedalaman 30 meter (100 kaki) dan memiliki panjang 10 kilometer (6 mil) di sepanjang perbatasan Rafah.
Penghalang tersebut kabarnya telah menghancurkan banyak terowongan yang berfungsi sebagai jalur penyambung kehidupan warga Palestina di sepanjang perbatasan. Terowongan-terowongan tersebut digali sejak Israel dan Mesir berkomplot dan “mengunci” Jalur Gaza dari segala bentuk bantuan setelah Hamas mengambil alih jalur Gaza pada bulan Juni 2007.
Israel, yang menuding Palestina telah menyelundupkan pesenjataan melalui terowongan-terowongan tersebut, meledakkan beberapa diantaranya dalam pembantaian Gaza pada bulan Desember tahun lalu hingga Januari 2009.
Namun, para penduduk Palestina memulai kembali proses rekonstruksi terowongan yang sejatinya dipergunakan untuk mengirimkan barang-barang kebutuhan pokok ke Gaza dari Mesir. /suaramedia.
0 komentar:
Posting Komentar