Komunitas Minoritas Kristen di kota Kirkuk di wilayah Irak Utara memutuskan untuk membatalkan dan tidak merayakan natal pada tahun ini. Uniknya, keputusan ini disebabkan sebagai pernyataan bentuk solidaritas komunitas Kristen Kirkuk terhadap keputusan pelarangan membangun menara masjid di Swiss.
Al-Abb (Romo) Haitsam Saliu, salah seorang pendeta pada salah satu gereja terkemuka di Kirkuk menyatakan, "untuk pertamakalinya, umat Kristiani di kota Kirkuk membatalkan perayaan mereka akan hari suci natal".
Ditambahkan oleh Saliu, dirinya mendapat kabar jika sebab utama di balik pembatalan perayaan itu adalah rasa sedih komunitas Kristen Kirkuk atas korban ledakan di Mosul dan Baghdad, juga sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap umat Muslim terkait kasus pelarangan membangun menara masjid di Swiss.
Kirkuk merupakan wilayah perbukitan, perladangan, dan pertanian yang subur dan hijau di sebelah Utara Irak, di wilayah perbatasan antara Irak, Suriah, Iran, dan Turki. Di wilayah tersebut hidup berbagai macam ras, kultur, bahasa, dan juga agama. Mayoritas ras yang tinggal di Kirkuk adalah Kurdi, lalu disusul Turki, Arab dan Persi.
Kirkuk juga termasuk kantung wilayah populasi penduduk Kristen Irak. Mayoritas mereka menganut madzhab Kristen Timur Assyirian-Nestorian yang berbeda dengan madzhab kristen Eropa. /eramuslim.
0 komentar:
Posting Komentar