Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh…
Ust. Abu Jibril yang kami muliakan…
Sesungguhnya kami ikut berduka cita atas tertawannya putra anda Jibril ditangan musuh-musuh Allah, pemerintah Thaghut Indonesia… Demi Allah, kami merasa berdosa dan memohon ampunan kepada Allah karena hingga saat ini belum mampu berbuat apa-apa untuk membebaskan saudara-saudara kami yang tertawan…
Namun ditengah situasi seperti ini, ada satu hal yang membuat diri kami begitu sedih, yaitu ketika kami mendengar kabar bahwa anda berencana mengajukan pra-peradilan dan akan menuntut kembali kepolisian Thaghut Indonesia jika nantinya putra anda terbukti tidak bersalah… Wallahul Musta’an.
Ustadz kami yang mulia… Bukankah anda telah mengetahui bahwa pengadilan yang berjalan di negeri ini adalah pengadilan yang tidak berhukum dengan hukum Allah ?? Dan bukankah anda juga telah mengetahui bahwa ketika nanti tuntutan anda dikabulkan maka hal itu akan diproses dengan hukum Thaghut ?? Jika demikian apakah anda telah lupa dengan firman Allah SWT :
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”. (Qs. An-Nisa’ : 60)
Perhatikanlah wahai ustadz, disini Allah SWT mengatakan يُرِيدُونَ .
Memang, putra anda Jibril telah diperlakukan dengan sangat tidak adil… Akan tetapi, apakah dengan begitu membolehkan kita untuk berhukum kepada Thaghut ??? Bukankah Allah hanya mengecualikan orang-orang yang dipaksa (Lihat Qs. An-Nahl : 106) ???
Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Syaikh Sulaiman bin Sahman berikut :
“Jika anda telah mengetahui bahwa berhukum kepada Thaghut telah dinyatakan kafir, sesungguhnya Allah SWT telah menyebutkan didalam kitab-Nya bahwa kafir itu lebih besar bahayanya daripada membunuh".
Allah SWT berfirman :
“Dan berbuat fitnah lebih besar dosanya dari pada membunuh”. (Qs.Al-Baqarah : 217)
“Dan fitnah itu lebih dahsyat daripada pembunuhan”. (Qs.Al-Baqarah : 191)
Fitnah disini maksudnya adalah syirik. Seandainya seluruh manusia, baik dari kota maupun desa saling membunuh hingga semua tewas, masih lebih ringan daripada mereka mengangkat Thaghut dibumi ini yang memutuskan (persengketaan mereka itu) dengan selain Syari’at Allah”. [Ad-Durar As-Saniyyah X : Bahasan Thaghut, dinukil dari kitab Al-Haqqu Wal Yaqin Fi ’Adawatit Thughat Wal Murtaddin]
Dari perkataan Syaikh ini, apakah kasus yang menimpa putra anda lebih dahsyat daripada terbunuhnya seluruh penduduk desa dan kota ??? Dan juga, apakah anda akan mengharapkan keadilan dari para penghancur keadilan ???
Ketahuilah wahai ustadz kami yang mulia... Sesungguhnya hal inilah yang diinginkan oleh para Thaghut itu terhadap kita. Mereka ingin kita menggunakan cara-cara yang sesuai dengan prosedur hukum mereka. Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nanan Soekarna (Kadiv Humas Polri - Red) , bahwa dia merasa senang jika anda mengajukan pra-peradilan karena berarti anda telah mengikuti hukum yang berlaku.
Perhatikanlah peringatan yang telah diberikan Allah kepada kita, dan perhatikan pula solusi yang diberikan-Nya untuk menghadapi orang-orang semisal mereka :
”Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah ? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya. Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong”. (Qs. An-Nisa’ : 88-89)
Maka dari itu, kami mengajak anda dan terutama diri kami sendiri, mari kita bertaubat kepada Allah SWT. Mungkin inilah salah satu bentuk kehinaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita karena kita telah meninggalkan senjata-senjata kita dan lebih memilih bersikap lunak kepada mereka... Gunakanlah wahai ustadz kami yang mulia, gunakanlah cara-cara yang syar’i dalam rangka usaha anda untuk membebaskan putra anda... Semoga Allah mempercepat kebebasan putra anda dan seluruh kaum muslimin dan muslimah yang tertawan... Allahumma Amin.
Adapun kepada seluruh kaum muslimin terutama yang ada di negeri ini, mari kita mengambil pelajaran dari kejadian ini... Sesungguhnya para Thaghut itu semakin membuka topengnya sendiri, mereka tidak akan pernah rela kepada kita hingga kita menjadi kafir seperti mereka... Yang belum mendapatkan giliran jangan merasa tenang dulu, sesungguhnya ini hanyalah masalah prioritas saja, siapa yang terlebih dahulu mereka hancurkan. Mereka akan terus berusaha memberantas kita dengan berbagai macam tipu daya-nya... Oleh karena itu, mari kita bangkit dari tidur kita yang sudah sangat panjang... Mari kita hilangkan kehinaan yang selama ini membelenggu leher-leher kita. Tidakkah kita melihat mereka bisa dengan sangat leluasa berbuat terhadap kita ??? Demi Allah, tidaklah hal ini terjadi melainkan karena kita telah meninggalkan senjata-senjata kita...
Maka mari mulai sekarang kita serius mempersiapkan kekuatan sebagaimana seriusnya kita dalam mempersiapkan program-program dakwah... Sesungguhnya dahulu Rasulullah SAW hanya sekali saja mengumpulkan manusia untuk mengajak kepada Kalimat Tauhid, dan setelah itu beliau langsung mengadakan program-program untuk mempersiapkan kekuatan.
Sebelum kami menutup surat ini maka perlu kami tegaskan :
Sebenarnya kami merasa malu untuk menasehati orang sekaliber Ust. Abu Jibril, namun karena Rasulullah SAW bersabda : ”Agama adalah nasehat”, dan karena kecintaan kami kepada beliau lah yang membuat kami memberanikan diri untuk menyampaikan nasehat ini... Adapun mengapa nasehat ini kami sampaikan secara terbuka, adalah karena beliau telah melakukan hal ini secara terang-terangan sehingga dikhawatirkan akan ada kaum muslimin yang terpengaruh dengannya... Seandainya kami melihat apa yang dilakukan oleh Ust. Abu Jibril tidak akan berbahaya bagi aqidah, tentu nasehat ini tidak perlu ada.
Namun demikian, nasehat ini tidaklah mengurangi sedikitpun kredibilitas beliau sebagai seorang pejuang Tauhid yang telah menghabiskan umurnya dijalan Allah. Sungguh kaum muslimin harus bersyukur kepada Allah karena masih ada orang-orang semisal beliau saat sekarang ini... Kajian-kajian beliau tetaplah kajian yang baik untuk diikuti dan nasehat-nasehat beliau tetaplah nasehat yang baik untuk didengarkan.
Kami memohon kepada Allah, semoga nasehat ini adalah nasehat yang tulus sebagai bentuk kecintaan kami kepada sesama kaum muslimin, dan kami memohon kepada Allah semoga nasehat ini adalah nasehat yang akan semakin menambah persatuan kaum muslimin, dan bukan nasehat yang semakin menambah perpecahan.
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah...
[forum Al-Tawbah dengan sedikit editing]
3 komentar:
Assalaamualaikum wrwb, kepada Ustadz Abu Jibril Hafidzahulloh
Kita diwajibkan untuk Baro' kepada Thogut dengan segala macam bentuknya
dan tidak menikmati atau menggunakan fasilitas apapun yg terlahir dari pemikiran Thogut baik Hukum, Sosial, Politik & Budaya.! jadi dalam hal ini sangat keliru besar jika antum mendatangi Gedung Kekufuran..!(DPR) dimana didalamnya dengan sangat jelas Menjadikan DEMOKRASI sebagai Agama mereka,yg dapat mematikan semangat Jihad kaum muslimin dan telah Menginjak-injak Makna Kalimat Tauhid..!!
Memohonlah kepada Alloh SWT yaa Ustadziy.. Hanya Kepada Alloh... Yah Hanya Kepada Alloh..!!! yakinlah kita pasti menang..!! ( Abu Yumna Syaakirah )
Ass. kalau antum merasa berada di negeri thogut ,silahkan antum semua hijrah ke luar Indonesia, jadi jangan munafik, anda sekarang berada di Indonesia tapi anda tidak mencintainya. jangan berlaku munafiklah silah kalian hijrah ke negeri yang sudah menjadikan Islam sebagai syariat ok. Afwan ya Akhi kalau ana salah
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
Posting Komentar